Bisa Meninggal Karena Vaksinasi Covid-19? Ini Klarifikasi Komnas KIPI

By Maria Ermilinda Hayon, Jumat, 21 Mei 2021 | 23:22 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19 (Dok. Shutterstock)

NOVA.id - Meski sudah berjalan sejak bulan Januari 2021 lalu, masih banyak orang yang merasa ragu dan takut untuk melakukan vaksinasi Covid-19.

Tapi, bukan juga tanpa sebab, keraguan yang muncul diakibatkan oleh adanya kasus-kasus kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang viral.

Salah satu yang sedang jadi perhatian adalah laporan KIPI serius dari Trio Fauqi Virfaus.

Baca Juga: 3 Hal yang Harus Dilakukan Setelah Disuntik Vaksin Virus Corona

Pria yang meninggal dunia sehari usai disuntik vaksin AstraZeneca.

Selain itu, ada dua kasus lain yang sama dengan vaksin AstraZeneca dan vaksin Covid-19 lainnya.

Lantas, benarkah vaksin Covid-19 bisa sebabkan orang meninggal dunia?

Baca Juga: Tidak Semua Vaksin AstraZeneca Dihentikan, Ini Penjelasannya

Menanggapi kasus ini, Prof Hindra Irawan Satari, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) menegaskan bahwa sampai saat ini tidak ada yang meninggal karena vaksinasi Covid-19.

Hal ini ditegaskan kembali mengingat banyaknya berita yang simpang siur mengaitkan beberapa kasus kematian akibat Vaksin Covid-19.

Menurut Komnas KIPI, ada 27 kasus kematian diduga akibat vaksinasi dengan Sinovac.

Baca Juga: Sederet Disinformasi Tentang Vaksin Covid-19 yang Sebaiknya Tidak Dihiraukan Masyarakat

Namun setelah diinvestigasi, kematian tersebut tidak terkait dengan vasinasi.

Dari kasus tersebut, KIPI mengungkap bahwa ada 10 kasus akibat terinfeksi Covid-19, lalu 14 orang karena penyakit jantung dan pembuluh darah, 1 orang karena gangguan fungsi ginjal secara mendadak, serta 2 orang karena diabetes mellitus dan hipertensi tidak terkontrol

Sementara itu, tiga orang meninggal dunia yang diduga akibat vaksinasi dengan AztraZeneca juga sama.

Baca Juga: Cover Tabloid NOVA Terbaru: Cerita 4 Selebriti tentang Vaksin Covid-19 dan Harapan untuk Masa Depan

 

 

Menurut Komnas KIPI, tidak diakibatkan oleh vaksinasi tapi lebih karena penyakit lain.

“Kenapa kami bisa membuat diagnosis itu? Karena datanya lengkap. Diperiksa, dirawat di-rontgen, diperiksa lab, di CT-scan, dapat diagnosisnya,” jelas Prof Hindra dalam rilis tertulis Kementerian Kesehatan.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)