Komunitas Hong menyadari hal ini dan ingin anak-anak di masa depan tetap merasakannya.
“Dari sanalah secara implisitnya mengenal Sang Pencipta, maka tumbuhlah konten nilai-nilai tentang wawasan dengan gaya anak-anak dia mengenal konsep hidupnya, dalam dunia anak, tidak seberat orang dewasa tapi dia mulai mengenal konsep hidupnya,” jelas Zaini.
Misalnya permainan engklek mengajarkan anak usaha dan kerja keras dari kaki, saat harus mengangkat kaki sebelah untuk melewati rintangan.
Baca Juga: Anak Lesu dan Tak Semangat, Begini Cara Ajak Mereka Gembira Bermain
Mengajarkan anak mengenal kekuatan kakinya dan alamnya berupa tanah yang diinjak untuk dapat suatu petak tanah.
Selain itu, dibandingkan permainan modern, permainan tradisional lebih memiliki nilai kekeluargaan.
“Ada yang sendiri tapi umumnya mereka harus dimainkan bersama-sama dan konteks menang kalah bukan suatu upaya ujung dalam permainan tradisonal,” ujar Zaini.
Baca Juga: Makin Dekat dengan Anak Lewat Permainan Tanpa Gadget, Ini Tipsnya