Seperti permainan kucing-kucingan misalnya, menang kalah itu sebenarnya hanya pembagian tugas.
Membagi tugas bahwa ada yang kebagian sebagai kucing, dan bukan kucing. “Hanya alih tugas, maka kebersamaan merupakan ujung tombaknya,” tambah Zaini.
Menurut Kang Zaini, hingga saat ini setidaknya terdapat 2.600 jenis permainan tradisional dari seluruh Indonesia yang dimiliki Komunitas Hong.
Baca Juga: Komunitas Motherhood LYFE, Saling Bahu Membahu dalam Pemberdayaan Ibu dan Perempuan
Mulai dari bedil jepret, bedil karet, papancakan, gangsing, dakon atau congklak, kaleci (kelereng), boi-boian, engklek, dan lainnya.
“Dari data-data itu juga kami simpan di museum yang kita buat. Meskipun museumnya kecil 4 x 8 meter, tetap dapat memuat 2.600 permainan itu,” kata Zaini.
Ke depanya Zaini berharap, agar permainan tradisional dapat dimasukkan sebagai media pendidikan di sekolah, dan juga alat untuk pengembangan bagi pariwisata daerah.