Tingkatkan Nilai Tambah, DITJENBUN Bagikan Alat Pasca Panen dan Pengolahan Kopi

By Dionysia Mayang Rintani, Jumat, 23 Juli 2021 | 20:14 WIB
Tingkatkan Nilai Tambah, DITJENBUN Bagikan Alat Pasca Panen dan Pengolahan Kopi (istock)

Tahun 2020 pembiayaan untuk kopi mencapai Rp1.23 triliun dengan jumlah debitur 53.379 orang.

Ditjenbun juga mendorong indikasi geografis untuk kopi sebagai ciri khas yang tidak ada di tempat lain.

Saat ini 36,8% produksi kopi Indonesia berasal dari kopi dengan indikasi geografis (IG), yang berasal dari 35 IG.

Baca Juga: Kopi Ternyata Bermanfaat Baik untuk Pengidap Liver, Ini Alasannya

Kopi IG pertama di Indonesia adalah Arabika Kintamani Bali tahun 2008, kemudian Arabika Gayo tahun 2010, dan Arabika Flores Bajawa tahun 2012.

Setelah itu setiap tahun selalu keluar kopi IG yaitu tahun 2013 Arabika Kopi Enrekang, Arabika Java Preanger, Arabika Java Ijen Raung, Arabika Toraja, dan Liberika Tungkal Jambi.

Kemudian pada tahun 2014 Robusta Lampung dan Arabika Java Sindoro Sumbing, pada tahun 2015 Arabika Sumatera Simalungun dan Robusta Semendo.

Baca Juga: Tips Masak Cepat untuk Pemula: Cara Membuat Kopi Tubruk Seenak Buatan Barista