Kiat Sukses Membangun Bisnis Keluarga, Simak Tipsnya Berikut Ini

By Widyastuti, Senin, 30 Agustus 2021 | 09:40 WIB
Ilustrasi - Membangun bisnis keluarga (istock)

NOVA.id - Bisnis keluarga merupakan komponen perekonomian di Indonesia dengan persentase lebih dari 95%.

Mulai dari industri rumahan, level UMKM seperti pedagang tauge goreng sampai bisnis tingkat industri dan konglomerat.

Pemikiran awalnya baik sekali mungkin untuk segi praktisnya dan hasil keuntungan usaha akan tetap dalam keluarga. Namun sayangnya banyak dari bisnis keluarga tersebut yang awalnya berkembang baik tapi kemudian hancur terpecah belah di antara keluarga.

Tampaknya salah satu kemungkinan penyebab perpecahan ini adalah masalah komunikasi.

Baca Juga: Berita Terpopuler: 6 Bahaya Taruh Ponsel di Sebelah Kita Saat Tidur hingga 5 Tips Foreplay Sebelum Berhubungan Intim

Bisnis keluarga memang sangat unik dan kompleks, karena adanya perbedaan peran, di mana anggota keluarga sebagai pemilik ataupun pengelola bisnis keluarga, di satu sisi mempunyai hubungan emosional, masalah ego dan adanya nilai-nilai tertentu yang mempengaruhi sifat hubungan mereka, tapi di sisi lain harus menitik beratkan pada peran yang formal dan profesional.

Untuk menjembatani kompleksitas peran anggota keluarga sehingga bisnis keluarga bisa bertahan, perlu dibina komunikasi yang efektif

Dra Diennaryati TjokroSuprihatono, M.Psi,Psikolog, memaparkan perlunya komunikasi yang efektif, ditinjau dari sudut psikologis, dalam webinar melalui aplikasi zoom, yang diselenggarakan oleh Yayasan Psikologi Unggulan Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Fitra Bisnis Nusantara, pada Jumat, 27 Agustus 2021.

Diennaryati mengatakan bahwa yang membuat bisnis keluarga bisa bertahan adalah persatuan dalam keluarga yang mengutamakan komunikasi yang efektif.

Baca Juga: Tukar Kado, Ini Makna Hadiah yang Diberikan Lesti Kejora dan Rizky Billar di Acara Tasyakuran

Hal ini bisa tercapai bila keluarga sering berkumpul, mencari makna bersama, membiasakan diri untuk selalu menyelesaikan konflik, dan memadukan pentingnya keutuhan keluarga dan kepentingan bisnis.

Untuk membina komunikasi efektif, dibutuhkan adanya empati yang merupakan kemampuan untuk mengerti ruang kehidupan orang lain, sehingga juga dapat memahami perasaan, pikiran dan keinginan serta sudut pandang orang lain, dengan tetap memiliki identitas diri sendiri.

Komunikasi efektif sebaiknya dilakukan secara asertif, di mana anggota keluarga dapat mengungkapkan pikiran, perasaan dan keinginannya dengan tetap menghargai dan tidak menyakiti perasaan pihak lain.

Baca Juga: Kembali Bercerai untuk Ketiga Kalinya, Ini Alasan Risty Tagor Tak Pernah Mau Buka Identitas Suaminya

Bila mengalami hambatan, sikap asertif dalam bisnis keluarga bisa juga di lakukan oleh pihak ketiga, seperti misalnya dengan bantuan tenaga konsultan.

Kiat khusus yang penting dalam bisnis keluarga agar komunikasi efektif dan produktif, adalah REACH, yaitu Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble. Apa yang dikemukakan oleh Diennaryati, dibuktikan dengan pengalaman Dr(HC) Dra Nurhayati Subakat, Apt yang merupakan founder dari Wardah Cosmetics dan komisaris utama dari Paragon Technology and Innovation, dalam webinar yang sama.

Perusahaan kosmetik yang dikelolanya berawal dari industri rumahan di tahun 1985. Perusahaan ini kemudian menjadi bisnis keluarga dengan terjunnya ke 3 putra putrinya setelah menyelesaikan kuliah mereka masing-masing, atas kemauan mereka sendiri.

Perusahaan ini berkembang pesat sehingga saat ini menjadi salah satu perusahaan kosmetik terbesar di Indonesia.

Menurut Nurhayati, interaksi antara Keluarga - Pemilik - Bisnis, di jaga dengan aturan -aturan keluarga yang harus dipatuhi bersama ( Family Construction). Mereka membuat Good Corporate Governance.

Baca Juga: Biar Makin Hot, Ini 5 Tips Foreplay Sebelum Berhubungan Intim

 

Rapat Keluarga yg merupakan shareholders pun dibuat terpisah dari rapat-rapat lainnya. Untuk kelangsungan bisnis keluarganya, mereka telah memutuskan bahwa suksesi kepengurusan keluarga, hanya sampai generasi ke-2 saja.

Saat ini, karena perusahaan sudah sangat berkembang, mereka memakai tenaga profesional sebagai pihak ke-3 yang kadang juga berperan sebagai jembatan keluarga.

Selain membuat aturan-aturan, mereka pun melakukan Coaching Hati, di mana mereka menemukan nilai-nilai keluarga yang dijadikan visi dan misi perusahaan.

Ada 5 nilai utama yang berhasil digali, yaitu Ketuhanan di mana diyakini adanya kuasa dari Tuhan Yang Maha Esa. Kepedulian, di mana nilai kebersamaan dan kasih sayang amat penting.

Baca Juga: Gemar Main Golf, Ini Gaya Dita Fakhrana Tetap Cantik Saat di Lapangan

Kerendahan hati, di mana disadari bahwa setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Ketangguhan Hati, di mana hidup harus dijalani dengan sukacita tapi juga dengan daya juang yang tinggi, dan nilai Inovasi, di mana selalu mengembangkan hal-hal baru yang lebih baik untuk memenuhi dan melampaui harapan pelanggan.

Dengan paparan mengenai komunikasi efektif secara psikologis dan secara praktiknya dalam pengelolaan bisnis keluarga, diharapkan bisnis keluarga dapat tetap bertahan dan berkembang sehingga dapat sangat menopang kemajuan ekonomi di negara kita.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)