Mengulik Kunci Keberhasilan Kudus Tangani Lonjakan Kasus Covid-19

By Imalay Naomi Lasono, Rabu, 1 September 2021 | 13:10 WIB
Bupati Kudus menyampaikan langkah penanggulangan lonjakan Covid-19 di wilayahnya. (Tangkapan Layar Youtube FMB9ID_IKP)

Nova.ID – Pada Juni 2021, Kudus menjadi salah satu daerah di Jawa Tengah yang menyedot perhatian publik. Hal ini disebabkan oleh lonjakan kasus Covid-19 hingga 30 kali lipat dalam waktu sepekan.

Bupati Kabupaten Kudus H M Hartopo mengatakan, lonjakan kasus tersebut dipicu oleh mobilitas masyarakat yang tinggi dalam rangka menjalankan tradisi hari raya.

“Sekarang situasi kasus Covid-19 di Kudus sudah sangat menurun dengan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2,” ujar Hartopo dalam keterangan tertulis yang diterima Nova.id, Rabu (1/9/2021).

Terkait menurunnya tren Covid-19 di Kudus, Pemkab Kudus memberlakukan beberapa upaya pengendalian, di antaranya penguatan testing, tracing, dan treatment (3T) serta menyediakan isolasi terpusat di wilayah kabupaten dan desa agar tidak terjadi klaster keluarga.

Selain itu, Pemkab Kudus juga mengaktifkan sistem kolaborasi jogo tonggo atau menjaga tetangga dengan melibatkan relawan, kelompok sadar wisata (Pokdarwis), Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan karang taruna.

Baca Juga: Ini Alasan Vaksin Covid-19 Ketiga Hanya untuk Tenaga Kesehatan

“Pada sistem jogo tonggo, kami mengupayakan yang sehat membantu yang sakit, yang kaya membantu yang miskin. Selain itu, kami selalu melakukan update data mulai dari zonasi terkecil, yaitu tingkat RT. Dengan demikian, kami bisa saling memantau dan bila ada masalah segera tertangani,” papar Hartopo.

Tak hanya itu, demi melindungi tenaga kesehatan (nakes) dan masyarakat Pemkab Kudus juga melakukan percepatan vaksinasi. 

Untuk mempercepat distribusi vaksin Covid-19, Pemkab Kudus bersinergi dengan pihak swasta, aparat, dan masyarakat.

“Saat ini, cakupan vaksinasi di Kudus adalah 24 persen untuk dosis pertama dan 20 persen untuk dosis lengkap. Upaya akselerasi percepatan vaksinasi ini masih berlangsung di berbagai daerah di Kabupaten Kudus,” ungkap Hartopo.

Lebih dari itu, beberapa upaya peningkatan cakupan vaksinasi di antaranya adalah menyediakan fasilitas pelayanan vaksinasi massal, keliling, terapung, hingga dari rumah ke rumah.

Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menjelaskan bahwa pada saat lonjakan kasus, 100 persen tenaga kesehatan (nakes) di Kudus telah divaksinasi.

Baca Juga: PPKM Darurat, Sejumlah Daerah Cegah Lonjakan Kasus dan Perketat Vaksinasi Covid-19

Oleh sebab itu, nakes di Kudus sudah terlindungi dan dapat cepat pulih ketika terpapar Covid-19. 

“Sebanyak 90 persen nakes yang positif dan tidak memiliki gejala berat sudah dapat beraktivitas kembali. Pemerintah juga telah menyiapkan vaksin booster sebagai perlindungan tambahan bagi mereka,” kata Nadia.

Nadia pun menjelaskan mengenai distribusi vaksin ke daerah. Ia mengatakan, vaksin dilakukan dengan banyak pertimbangan, di antaranya jumlah penduduk, laju penularan, dan varian virus yang beredar.

"Namun, pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan ketersediaan vaksin melalui koordinasi dengan pemerintah daerah setempat,” papar Nadia.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret Surakarta (RS UNS) dr Tonang Dwi Ardyanto memaparkan bahwa lonjakan kasus Covid-19 bisa terjadi di kota kecil tanpa akses transportasi besar, seperti bandara dan pelabuhan.

“Selain percepatan vaksinasi, penguatan testing dan tracing juga harus selalu dijaga kendati jumlah kasus sedang tidak tinggi. Tujuannya agar perkembangan kasus dapat terdeteksi lebih dini sehingga segera tertangani,” papar dr Tonang.

Baca Juga: Wacana Kemenkes Soal Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga untuk Masyarakat

Lebih dari itu, kemajuan penanganan Covid-19 di Indonesia juga wajib dipelajari dan disyukuri agar tidak terjadi lagi.

“Disiplin protokol kesehatan (prokes), vaksinasi, dan menjaga pelaksanaan 3T di lapangan tetap menjadi kunci penanganan pandemi. Pemerintah juga terus berupaya meningkatkan pengawasan prokes, salah satunya melalui aplikasi PeduliLindungi,” ujar dr Tonang.

Melalui aplikasi tersebut, diharapkan dapat mengontrol kapasitas ruang publik sehingga memastikan masyarakat bisa menjaga jarak.