Sering Mengalami Overthinking, Pertanda Punya Gangguan Mental?

By Maria Ermilinda Hayon, Senin, 6 September 2021 | 17:43 WIB
(Ilustrasi) Overthinking perlu atau tidak (iStockphoto)

 

NOVA.id – Sahabat NOVA pernah merasakan yang namanya overthinking?

Kalau di media sosial Twitter, biasanya ada sebuah istilah yang sering dipakai, yakni “jam-jam overthinking,” alias saat-saat di mana seseorang terseret dalam arus pikiran.

Enggak jarang, kondisi ini bikin kita merenung, galau, khawatir, hingga sedih.

Baca Juga: Overthinking Selama Pandemi Covid-19? Begini Cara Mengatasinya 

Kalau begitu, apakah overthinking ini termasuk gangguan pada kesehatan mental?

Menurut Adjie Santosoputro, Mindfulness Practitioner & Emotional Healer, jika dihubungkan dengan kesehatan mental, overthinking tidak bisa dikategorikan sebagai gangguan kesehatan mental, sebaliknya hal ini adalah sebuah kewajaran.

Lho, kok bisa?

Baca Juga: Overthinking Ganggu Aktivitas Sehari-hari? Coba Olah Emosi dengan Cara Ini

Overthinking dari sudut pandang dan ilmu yang saya pelajari adalah sebuah kewajaran. Dalam arti, pikiran kita ini akan selalu over, selalu ramai dan bising. Kalau di psikologi sendiri, panduan tentang gangguan mental, gangguan overthinking itu enggak ada. Hanya celetukan di media sosial,” jelas Adjie saat dihubungi NOVA.

Lalu, apa yang sebenarnya kita alami?

Jika ditelaah lebih dalam, “ramainya” pikiran akan cenderung memberikan gambaran yang negatif dan tidak mengenakkan bagi kita tentang hidup kita.

Baca Juga: Stres karena Pikirkan Corona Secara Berlebih? Ini 7 Hal yang Bisa Dilakukan agar Berhenti Overthinking 

Namun, tak berarti buruk juga.

Pikiran yang ramai ini akan memunculkan kekhawatiran-kekhawatiran akan bahaya, sehingga sebenarnya bertujuan menyelamatkan diri.

Asal jangan sampai terlalu terseret pikiran ramai tadi.

Baca Juga: Sering Cemas? Inilah 7 Cara Berhenti Melawan Pikiran Berlebihan

 

 

Meski tidak selalu, overthinking bisa mengarah pada munculnya kecemasan atau serangan panik.

“Kalau kita tidak bisa berdamai, atau tidak punya relasi yang sehat dengan pikiran yang ramai itu, baru akan muncul kecemasan. Kecemasan juga belum tentu jelek. Tapi, kalau sudah berlebihan, sampai mengganggu aktivitas seharihari, kita tidak bisa berkontribusi terhadap relasi dengan orang sekitar, cepat marah, atau kualitas tidur buruk. Itu baru butuh perhatian lebih,” ungkap Adjie.

Meski ada kecenderungan overthinking mengarah pada gangguan kesehatan mental, Adjie menegaskan untuk tidak perlu tergesa-gesa melakukan self diagnose, ya.

Baca Juga: Tips Mengatasi Kecemasan Berlebih Pada Lansia Selama Pandemi Covid-19

Perlu bantuan profesional untuk mendiagnosanya.

Bagi kita, yang perlu diperhatikan sebenarnya adalah bagaimana menyikapi keramaian pikiran itu.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)