NOVA.id - Minyak sawit merupakan bahan utama yang populer digunakan di berbagai macam produk konsumen di Indonesia dan seluruh dunia.
Seperti yang kita tahu, minyak sawit sendiri memberikan banyak manfaat bagi kita, mulai dari memenuhi kebutuhan konsumsi kita hingga menjadi sumber pendapatan devisa negara.
Minyak kelapa sawit dibutuhkan dalam produk seperti bahan kosmetik, sabun, pasta gigi, lilin, pelumas, tinta, dan banyak lainnya.
Tak hanya itu, minyak goreng yang kita gunakan di dapur pun memakai minyak sawit lo!
Baca Juga: Ngopi Bareng NOVA Bersama WWF, Ajak Masyarakat Lebih Dekat dengan Minyak Sawit Berkelanjutan
Minyak sawit berasal dari kelapa sawit. Dalam proses pengolahan dari tandan buah segar, untuk menghasilkan minyak hanya sekitar 25 persen dari tiap satu tandan buah.
Sementara limbah sisanya ada yang sebagian menjadi residu dan dapat berdampak buruk bagi lingkungan.
Ya, kita juga sering mendengar berita mengenai dampak-dampak negatif yang dapat diakibatkan oleh produksi minyak kelapa sawit.
Misalnya, sengketa lahan, kebakaran hutan, berkurangnya habitat satwa langka, atau konflik dengan masyarakat adat.
Baca Juga: Beli yang Baik, WWF Ajak Kita Beli Barang Berkelanjutan
Padahal, sebenarnya minyak kelapa sawit dapat diproduksi dengan mengikuti prinsip-prinsip keberlanjutan untuk meminimalisir terjadinya dampak-dampak negatif ini.
Untuk itu, hadirnya minyak kelapa sawit berkelanjutan penting untuk diterapkan karena dapat meminimalisir terjadinya dampak negatif pada lingkungan.
Minyak goreng banyak digunakan untuk mengolah beragam jenis makanan, tentu ibu bisa jadi pelopor produk berkelanjutan.
Memulai langkah untuk lebih memperhatikan lingkungan mungkin menjadi sesuatu yang cukup menantang dilakukan, namun tidak mustahil.
Baca Juga: Alasan Mengapa Harus Beralih Menggunakan Minyak Goreng Berekolabel
Namun, Ranie Untara, Momfluencer & less waste enthusiast memberikan cara-cara untuk memulai langkah hidup berkelanjutan untuk menjaga lingkungan bersama pada acara Sustainable Fritters Festivals dari NOVA dan WWF yang bertajuk “Ibu Pelopor Produk Berkelanjutan”.
Awalnya, Ranie Untara menceritakan soal hidupnya yang kini lebih memilih untuk menerapkan gaya hidup minim sampah dan ramah lingkungan.
"Triggernya itu bukan dari sesuatu hal yang besar. Kurang lebih di 3-4 tahun belakang ini ada tren home decor. Nah, waktu itu kan aku juga senang banget ngelihatnya."
"Tapi, anak-anak masih pada kecil banget, jadi kayak nggak mungkin kesampaian punya rumah yang rapi terus."
Baca Juga: Makan Gorengan, Tetap Jaga Lingkungan dengan Minyak Sawit Berkelanjutan
"Kayaknya mungkin hidayah ya, ya itu tiba-tiba ada pertanyaan dalam diri saya ini rumahnya itu yang sudah nyaman, kira-kira hanya nyaman untuk diri sendiri atau buat lingkungan tuh gimana ya? Jangan-jangan selama ini kita egois."
"Berawal dari rumah. Ya udah berawal dari situ. Saya jadi pengen tahu kan distribusi sampah rumah tangga aku ke mana. Berakhirnya ke mana. Dari situ aku cari info, belajar mengenai bank sampah, dan ikutan workshop," ujar Ranie Untara.
Berbicara soal gaya hidup minim sampah, Ranie Untara juga mengolah sampah makanan untuk menjadi kompos. Sementara minyak goreng yang ia pakai, dikirim ke bank sampah.
"Kalau urusan dapur, memang masak sesuai kebutuhan. Aku selalu beli curah, bawa wadah sendiri jadi meminimalisir bungkusnya. Sisa makanannya aku masukin komposter."
Baca Juga: Bahayanya Sering Diabaikan, Minyak Jelantah Bisa Picu Kanker
"Minyak jelantah gak bisa dibuang ke sembarang tempat ya. Dan ada beberapa bank sampah yang sudah bisa menampung minyak jelantah."
Mengenai minyak goreng kelapa sawit berkelanjutan, Ranie Untara justru baru mengetahui adanya produk tersebut.
"Sebetulnya aku pribadi sudah lama pakai minyak kelapa dan dibeli secara curah. Cuma memang tetap ya karena kan konsumen minyak sawit ini masih sangat banyak."
"Apa lagi goreng-gorengan masih banyak dikonsumsi dalam keseharian, jadi memang minyak kelapa sawit yang RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) ini patut dicoba sih."
Baca Juga: Mengenal Kumbang Moncong pada Kebun Kelapa Sawit, Apa Kelebihannya?
Bagi Ranie, informasi soal "kekurangan" minyak kelapa sawit serta dampak buruk yang bisa ditimbulkan untuk lingkungan menjadi alasan dirinya beralih ke minyak yang lebih ramah lingkungan.
"Aku termakan isu itu sih awalnya. Katanya penanaman sawit itu kan membuka hutan itu kan dengan pembakaran, mengambil lahan adat."
"Dulu juga aku pernah ke Kalimantan Tengah dan melihat hutan sawitnya itu banyak. Jadi kayak Aduh, sawit tuh kenapa ya? Kan memang permintaannya banyak sekali, tapi kan jangan sampai sebabkan deforestasi. Memang agak-agak ke makan isu kayak gitu," jelas Ranie.
Senada dengan Ranie Untara yang baru mengetahui soal produk minyak goreng kelapa sawit berkelanjutan, Bunga Safari, Founder Mabela Cooking Club pun mengungkapkan jika dirinya juga baru menyadari hal tersebut.
Baca Juga: Air Kelapa Tak Boleh Dikonsumsi Orang dengan Penyakit-Penyakit Ini
"Grup kami sendiri kan bukan hanya ibu rumah tangga, tetapi ada pelaku UMKM juga dan rata-rata mereka memang sudah memproduksi ya, ada yang jual gorengan, keripik, dan lain-lain."
"Otomatis mereka memakai minyak goreng. Hanya saja memang yang untuk minyak goreng RSPO dan berekolabel ini kan kita juga baru tahu ya. Sudah saya sosialisasikan ke dalam grup dan mereka tertarik," ujar Bunga Safari yang juga hadir sebagai narasumber acara Sustainable Fritters Festivals dari NOVA dan WWF yang bertajuk “Ibu Pelopor Produk Berkelanjutan”.
Menurut Bunga, penggunaan minyak goreng sangat sering dipakai mengingat anggota komunitas Mabela Cooking Club bukan hanya dari ibu rumah tangga saja, tetapi juga pelaku UMKM.
"Untuk penggunaan minyak goreng selalu rutin digunakan. Baik untuk keperluan sehari-hari maupun proses produksi makanan yang dijual teman-teman komunitas."
Baca Juga: Buah Lerak, Bahan Pembersih Serba Guna yang Ramah Lingkungan
"Sebelum pandemi, kita rutin mengadakan pelatihan bersama. Itu kadang-kadang kita memakai minyak goreng, kadang nggak. Tergantung materi pelatihan. Kalau materi pelatihan goreng-menggoreng itu kita pakai minyak goreng 4-5 liter," ujar Bunga Safari.
Lalu, apa itu produk minyak goreng kelapa sawit berkelanjutan? Angga Prathama Putra, Sustainable Palm Oil Project Leader WWF yang juga menjadi narasumber acara yang bertajuk “Ibu Pelopor Produk Berkelanjutan” pun menjelaskan soal minyak goreng kelapa sawit berkelanjutan.
"Kalau kelapa sawit berkelanjutan itu kan pengelolaannya mempertimbangkan dan menerapkan azas-azas sosial dan keberlanjutan."
"Tadi juga sudah disinggung sama pembicara sebelumnya bahwa memang harus sudah mulai aware dengan produk berkelanjutan. Ya itu tadi, kalau sawit tidak dikelola dengan baik bisa muncul kebakaran dan merusak habitat itu sendiri."
Baca Juga: Rekomendasi Produk Lokal yang Ramah Lingkungan, Dari Madu hingga Anyaman Rotan
"Jadi produksinya yang memang diperhatikan agar tidak merusak lingkungan, merugikan sosial. Lingkungan, sosial, dan profit ya. Kalau lingkungan dijaga, sosial dijaga, ya akhirnya profitnya baik ya," jelas Angga.
Perbedaan minyak kelapa sawit biasa dan berkelanjutan bisa dikenali dengan ekolabel, yang diberikan oleh RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil).
Layaknya label halal, ekolabel adalah sertifikasi yang menandakan jika produk tersebut diproduksi secara berkelanjutan, dari sumber yang lestari dengan cara yang tanggung jawab.
Salah satu produk minyak kelapa sawit berkelanjutan yang memiliki ekolabel adalah produk Super Indo 365 Minyak Goreng Sawit.
Baca Juga: Tabloid NOVA Edisi 1738: Ide Bisnis Ramah Lingkungan yang Bisa Dicoba
Super Indo meluncurkan Minyak Goreng Sawit 365 ekolabel yang ramah lingkungan dan ramah sosial serta telah memiliki sertifikasi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) dan RSPO.
Pengadaan minyak goreng sawit berekolabel ini diharapkan dapat mendorong ekosistem ramah lingkungan di Indonesia menjadi lebih baik lagi.
Selain itu juga dapat memberikan pilihan kepada pelanggan serta menjadi solusi atas ketersediaan minyak goreng sawit yang ramah lingkungan.
Walaupun belum terlalu banyak produk yang memiliki ekolabel, salah satu cara membedakannya adalah dengan melihat logo di kemasan produk.
Baca Juga: Ramah Lingkungan, Bahan-Bahan Ini Cocok Gantikan Bubble Wrap Plastik
"Logonya daun sawit berwarna hijau," ujar Angga.
Angga menuturkan, ada manfaat yang bisa kita dapat saat kita menggunakan produk berkelanjutan, yakni turut serta menjaga lingkungan.
"Sebenarnya kita berkontribusi nyata artinya kita turut serta menjaga lingkungan. Kalau benar benar membeli ini juga jadi pertimbangan untuk produsen lain (untuk mengeluarkan produk berkelanjutan)."
Walau begitu, menurut Angga, masih ada tantangan tersendiri dalam memasarkan produk berkelanjutan.
Baca Juga: 3 Cara yang Bisa Dilakukan saat Bercinta Sambil Menjaga Lingkungan
Salah satunya soal harga.
Menurut Angga, produk berkelanjutan memang terasa lebih mahal sedikit dibanding produk konvensional yang biasa dipakai. Namun, perbandingan harga tersebut tidaklah berarti mengingat hasil yang didapat untuk menjaga lingkungan.
"Pasti, maaf ya, pasti harganya. Itu salah satu tantangannya. Padahal itu ada kontribusinya untuk lingkungan. Produk pun masih jarang di pasaran. Semoga ini menjadi perhatian pemerintah."
"Kalau di level perusahaan sendiri, kalau bicara soal sustainability pasti bicara soal cost. Nah ini yang sering tidak terposkan dalam perencanaan," ujar Angga.
Baca Juga: Transisi ke Energi Ramah Lingkungan, Solusi untuk Perubahan Iklim
Sehingga, menurut Angga, masyarakat harus meningkatkan kesadaran akan produk ramah lingkungan, salah satunya dengan cara membantu kampanye positif.
"Membantu kampanye positif. Tidak semua kelapa sawit itu buruk. Ada positifnya. Jadi, pengelolaannya harus dilihat. Dan berani beli produk berekolabel," tandas Angga.
Festival yang bertajuk “Ibu Pelopor Produk Berkelanjutan” ini diselenggarakan oleh NOVA dan WWF Indonesia serta didukung oleh Super Indo dan RSPO pada 27-30 September 2021.
Diawali dengan webinar Ngopi Bareng NOVA, Sustainable Fritters Festival dilanjutkan dengan rangkaian Instagram dan YouTube Live di Instagram dan YouTube NOVA pada 28-30 September 2021 pukul 14.00.
Baca Juga: Super Indo Luncurkan Produk Ramah Lingkungan untuk Berbelanja
Nah, jangan sampai lewatkan acara ini, ya!
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)