Jadi Andalan untuk Aktivitas Selama Pandemi, Fitur PeduliLindungi Akan Terus Dikembangkan

By Nana Triana, Jumat, 15 Oktober 2021 | 16:58 WIB
Setiap hari aplikasi PeduliLindungi digunakan sebanyak 9 juta kali. (Tangkapan Layar Youtube FMB9ID_IKP)

NOVA.id – Seiring penurunan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), aktivitas di ruang publik pun sudah kembali diperbolehkan dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) dan pembatasan ketat.

Peran aplikasi PeduliLindungi menjadi penting dalam penerapan kebiasaan baru dan wacana hidup berdampingan dengan Covid-19. Aplikasi tersebut juga menjadi hub informasi warga negara Indonesia (WNI) terkait pandemi Covid-19. Misalnya saja, status dan sertifikat vaksin, riwayat perjalanan, hingga status penyebaran Covid-19 di wilayah domisili. 

Saat ini, setiap ruang publik menerapkan keharusan check-in dan check-out dengan pemindaian quick response code (QR code) dengan aplikasi PeduliLindungi. Dengan begitu, aplikasi tersebut menjadi andalan masyarakat untuk beraktivitas. 

Dalam Dialog Produktif Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) yang diselenggarakan Komisi Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), Kamis (14/10/2021) Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan Setiadji, menyatakan bahwa penggunaan aplikasi PeduliLindungi terus semakin meningkat.

Ia mengatakan, secara total jumlah pengguna aplikasi tersebut mencapai 60 juta orang. Aplikasi tersebut juga diunduh lebih dari 70 juta kali. Setiap hari aplikasi tersebut digunakan sekitar 9 juta kali. Sebagian besar pengguna memanfaatkannya untuk skrining sebelum mengakses pusat perbelanjaan, hub transportasi, hingga fasilitas publik lainnya.

Baca Juga: PeduliLindungi Bisa Diakses di Aplikasi Grab, Link Aja, hingga Tokopedia Mulai Oktober Mendatang

Pemerintah, lanjut Setiadji, juga akan memperluas pemanfaatan PeduliLindungi dan memperkaya fitur-fiturnya.

“Kurang lebih 30 ribu titik telah dipasangkan QR code di Jawa dan Bali, serta akan meluas ke Sumatera dan Kalimantan. Pertimbangan perluasan bertahap ini adalah cakupan vaksinasi, level PPKM, dan tingkat penggunaan teknologi,” papar Setiadji dalam keterangan tertulis yang diterima NOVA, Jumat (15/10/2021).

PeduliLindungi, kata Setiadji, nantinya juga akan diintegrasikan dengan platform ride hailing atau transportasi berbasis aplikasi lainnya, perbankan, bioskop, serta berbagai kegiatan kementerian dan pemerintah daerah.

“Seiring dibukanya akses penerbangan internasional, PeduliLindungi juga akan diintegrasikan dengan aplikasi internasional sesuai standar yang berlaku. Sertifikat vaksin dan hasil tes PCR dapat diterima secara multilateral atau bilateral. Contoh yang sudah ada adalah kerja sama dengan aplikasi Tawakal untuk kegiatan haji dan umrah,” ujarnya.

Ke depan, status karantina pengguna juga akan ditambahkan dan diintegrasikan dengan layanan imigrasi, e-visa, dan asuransi perjalanan. Fitur status karantina ini dinilai perlu untuk menghadapi gelombang turis asing nantinya.

Ia pun mengatakan, tidak ada diskriminasi dalam penggunaan PeduliLindungi, bahkan WNI dengan sertifikat vaksin luar negeri juga telah difasilitasi dalam aplikasi.

"Bagi yang tidak punya ponsel pintar, telah disiapkan semacam microsite untuk petugas di lapangan sehingga mereka tetap dapat melakukan skrining dan mengetahui status kesehatannya,” terang Setiadji.

Petugas nantinya dapat memasukkan nomor induk kependudukan (NIK) warga yang tidak memiliki ponsel pintar dalam kolom yang tersedia pada microsite. Opsi skrining microsite tersebut bisa dipakai di berbagai lokasi seperti bandara, stasiun kereta, sekolah, hingga industri.

Baca Juga: Muncul Website PeduliLindungi Palsu, Ini Beberapa Cara Membedakannya

Untuk menjamin keamanan dan terkendalinya situasi, Setiadji mengimbau masyarakat juga tidak sekadar menggunakan aplikasi itu untuk mengakses ruang publik dan perjalanan, tetapi juga mengecek status masing-masing.

“Aplikasi PeduliLindungi ini adalah tools, kita membutuhkan kedisiplinan baik dari masyarakat

maupun petugas dalam penggunaannya untuk skrining. Cek status apakah ada kontak erat dari informasi yang tertera di aplikasi supaya meminimalisasi penyebaran Covid-19,” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, dokter sekaligus public figure, Lula Kamal, mengakui bahwa dengan meningkatnya pembukaan kegiatan masyarakat, aplikasi PeduliLindungi semakin diperlukan.

Ia juga berharap masyarakat tertarik mengeksplorasi lebih banyak lagi fungsi dalam aplikasi tersebut. 

“Ada fitur teledokter yang sangat membantu masyarakat mendapatkan layanan konsultasi dengan tenaga kesehatan yang kompeten. Kita harus banyak mengeksplorasi PeduliLindungi karena ada banyak fitur bermanfaat di dalamnya,” tegas Lula.

Selain itu Lula menegaskan, saat bepergian di masa pandemi, penerapan prokes dan menjaga mobilitas masih tetap diperlukan. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga pola hidup sehat, tidak hanya untuk mencegah Covid-19,  tetapi juga untuk perlindungan kesehatan secara umum.

Bantu ekonomi kembali bergerak

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid yang turut hadir dalam dialog mengatakan, aplikasi PeduliLindungi dapat menjadi pendukung pemulihan ekonomi. 

Ia menilai, aplikasi PeduliLindungi berperan penting bagi pelaku usaha untuk memulai kembali bisnis. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi dapat kembali terjadi. PeduliLindungi juga menjadi bagian dari adaptasi kebiasaan baru di dunia bisnis dan literasi teknologi di era industri 4.0.

Baca Juga: Cara Download Sertifikat Vaksin, Bisa Lewat Aplikasi di Ponsel

“PeduliLindungi ini bukan semata-mata aplikasi, melainkan alat dan senjata untuk memenangkan perang melawan pandemi dan perang ekonomi. Makin banyak dari kita yang menggunakannya, makin cepat pula kita akan memenangkan perang ini untuk memulihkan kesehatan, membangkitkan perekonomian, dan akhirnya keadilan sosial akan terwujud,” kata Arsjad.

Ia pun mengatakan, Kadin siap mendukung implementasi aplikasi tersebut dalam operasional di dunia usaha.

"Intinya adalah bagaimana kita membiasakan diri. Semua adalah hal baru, ini dunia baru. Tidak hanya di Indonesia, melainkan di semua negara melakukannya, dan manfaatnya juga banyak,” ujarnya.