Setiap kali pembuluh darah berdenyut, saraf akan tertekan dan inilah pemicu nyeri yang paling hebat.
Gesekan atau tekanan ters menerus lama kelamaan menyebabkan kerusakan lapisan myelin yang berfungsi sebagai pelindung saraf.
“Bila lapisan pelindung ini rusak, maka cetusan arus listrik pun bisa muncul sehingga penderita akan merasakan nyeri yang tertusuk, tersetrum, terbakar, tersayat,” jelasnya.
Baca Juga: Chiropractic, Tren Kretekin Punggung Pegal, Gimana Caranya?
Pengobatan utama penyakit saraf ini adalah obat-obatan anti-epilepsi.
Namun bila sudah tidak merespon obat-obatan, kini telah tersedia metode PRFR.
Tindakan PRFR atau radiofrekuensi ablasi merupakan salah satu bentuk interventional pain management (IPM) yang dilakukan dengan mengalirkan gelombang panas ke cabang saraf trigeminal sesuai dengan daerah wajah yang mengalami nyeri.
Pada radiofrekuensi ablasi, gelombang panas yang dihasilkan arus listrik akan memblokir rasa nyeri agar tidak dialirkan melalui saraf ke otak sehingga penderitanya tidak lagi merasakan nyeri pada wajahnya.
Baca Juga: Bahaya! Nyeri Panggul saat Menstruasi Ini Perlu Bantuan Dokter
Meski demikian, tetap ada kemungkinan rasa nyeri akan kembali lagi.
“Jika saraf beregenerasi, bisa muncul nyeri ulang tapi waktunya bervariasi, bisa 6 bulan sampai 3 tahun. Ada juga yang tidak kambuh-kambuh. Tetapi jika nyeri muncul lagi bisa dilakukan PRFR ulang,” jelasnya.
Seringkali rasa nyeri timbul bukan karena saraf, tetapi faktor lain seperti stres atau eforia yang dirasakan pasien.
Untuk mengatasinya, pasien disarankan untuk melakukan rileksasi agar tidak tegang.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)