NOVA.id – Kondisi nyeri hebat yang terjadi di sebelah wajah dan hilang timbul merupakan ciri dari penyakit saraf Trigemenial Neuralgia.
Nyeri ini bisa membuat penderitanya kesakitan bahkan depresi, karena seringkali dokter kesulitan mendiagnosis.
“Nyerinya sakit sekali, barangkali ini salah satu kondisi paling nyeri yang dialami manusia,” jelas dr. Mustaqim Prasetya, Sp.BS., FINPS, dalam diskusi virtual yang diadakan oleh Klinik Utama Dr.Indrajana pada Rabu, (13/10).
Baca Juga: Ibu Harus Tau, Begini Cara agar Puting Payudara Tidak Lecet saat Menyusui
Dokter yang kerap disapa dengan dr. Tyo ini menjelaskan, “Kata pasien-pasien saya, kalau skala sakit 1-10, maka sakit akibat trigeminal neuralgia ini ada di level 16.”
Nyeri akibat trigeminal neuralgia memang cukup berat, bahkan bisa membuat pasien depresi karena bertahun-tahun tak diketahui pemicunya.
Penyebab nyeri trigeminal neuralgia merupakan saraf yang memiliki tiga cabang di bagian wajah, yaitu di dahi, daerah pipi, dan dagu.
Trigeminal neuralgia hanya menyerang satu sisi wajah, tapi pada kasus yang jarang ditemukan terjadi pada dua sisi wajah.
“Nyerinya pada mulanya berlangsung singkat, tapi berjalannya waktu makin lama waktunya makin panjang, bahkan ada yang menetap,” kata dr. Tyo.
Ia menambahkan, rasa nyeri tersebut timbul oleh aktivitas yang seharusnya tidak menyebabkan sakit, seperti makan, berbicara, mencuci muka, atau pun mengunyah.
Banyak kasus trigeminal neuralgia yang tidak terdiagnosis sehingga butuh bertahun-tahun bagi pasien untuk mendapat pengobatan.
Baca Juga: Banyak yang Tak Tahu, Nyeri Otot Bisa Jadi Tanda Bahaya Ini
Karena efeknya yang tidak ringan, kualitas hidup pasien akan turun.
“Begitu beratnya penderitaan pasien, bisa mengganggu produktivitas, finansial, kepercayaan diri, hingga hubungan suami istri,” katanya.
Penyebab dari penyakit ini bisa diketahui oleh dokter lewat pemeriksaan MRI.
Rasa nyeri akan muncul ketika saraf trigeminus tertekan atau bergesekan dengan pembuluh darah yang ada di dekatnya.
Baca Juga: Hati-Hati Risiko Chiropractic, Terapi Pijat yang Sedang Ngetren
Setiap kali pembuluh darah berdenyut, saraf akan tertekan dan inilah pemicu nyeri yang paling hebat.
Gesekan atau tekanan ters menerus lama kelamaan menyebabkan kerusakan lapisan myelin yang berfungsi sebagai pelindung saraf.
“Bila lapisan pelindung ini rusak, maka cetusan arus listrik pun bisa muncul sehingga penderita akan merasakan nyeri yang tertusuk, tersetrum, terbakar, tersayat,” jelasnya.
Baca Juga: Chiropractic, Tren Kretekin Punggung Pegal, Gimana Caranya?
Pengobatan utama penyakit saraf ini adalah obat-obatan anti-epilepsi.
Namun bila sudah tidak merespon obat-obatan, kini telah tersedia metode PRFR.
Tindakan PRFR atau radiofrekuensi ablasi merupakan salah satu bentuk interventional pain management (IPM) yang dilakukan dengan mengalirkan gelombang panas ke cabang saraf trigeminal sesuai dengan daerah wajah yang mengalami nyeri.
Pada radiofrekuensi ablasi, gelombang panas yang dihasilkan arus listrik akan memblokir rasa nyeri agar tidak dialirkan melalui saraf ke otak sehingga penderitanya tidak lagi merasakan nyeri pada wajahnya.
Baca Juga: Bahaya! Nyeri Panggul saat Menstruasi Ini Perlu Bantuan Dokter
Meski demikian, tetap ada kemungkinan rasa nyeri akan kembali lagi.
“Jika saraf beregenerasi, bisa muncul nyeri ulang tapi waktunya bervariasi, bisa 6 bulan sampai 3 tahun. Ada juga yang tidak kambuh-kambuh. Tetapi jika nyeri muncul lagi bisa dilakukan PRFR ulang,” jelasnya.
Seringkali rasa nyeri timbul bukan karena saraf, tetapi faktor lain seperti stres atau eforia yang dirasakan pasien.
Untuk mengatasinya, pasien disarankan untuk melakukan rileksasi agar tidak tegang.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)