Pahami Perbedaan Pubertas dan Gangguan Mental pada Anak Remaja

By Siti Sarah Nurhayati, Jumat, 22 Oktober 2021 | 21:00 WIB
Photo of mother talking to her bored schoolboy son having online education during Coronavirus pandemic quarantine. Mother has black hair and is asian. Shot indoor with a full frame mirrorless camera. (Mehmet Selim Aksan)

 

NOVA.id - Ketika anak memasuki usia remaja, tak sedikit orangtua salah kaprah dalam menilai anak-anak mereka.

Katanya, perubahan perilaku yang ditunjukkan anak beranjak remaja berusia 13-19 tahun ini karena masa pubertas semata.

Padahal, perubahan perilaku anak beranjak remaja kan banyak faktornya, salah satunya bisa karena gangguan kesehatan mental juga.

Baca Juga: Yuni Shara Temani Anak Nonton Film Dewasa, Ini Kata Psikolog Anak

Jadi kalau ada perubahan bisa jadi itu lagi enggak sehat mental, yang tadinya enggak diam jadi diam banget."

"Cuma kadang kala kurang waktu untuk mengobservasi, jadinya enggak ketangkep. Justru ketangkepnya itu setelah ada laporan dari guru atau setelah ada laporan nilainya turun drastis,” ucap Ayoe Sutomo, M.Psi, psikolog anak, remaja, dan keluarga saat berbicang dengan NOVA. 

Namun, kini jangan lagi "tertipu" dan hanya mengandalkan pubertas semata dalam menilai mental anak remaja. 

Baca Juga: Dongeng Ternyata Punya Banyak Manfaat untuk Tumbuh Kembang Anak