Mencegah Terjadinya Stunting di Tengah Pandemi, Pemerintah Beri Edukasi pada Kelompok Rentan

By Widyastuti, Rabu, 1 Desember 2021 | 11:02 WIB
Ilustrasi - Anak tumbuh dengan normal (iStock)

 

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, M. Adib Khumaidi juga menegaskan pentingnya edukasi sebagai bagian dari upaya preventif promotif dalam hal kesehatan, termasuk mencegah stunting.

“Problematika utama mengatasi kesehatan adalah dengan upaya preventif promotif, bukan upaya kuratif,” ujarnya.

Ia menegaskan, seharusnya kita dapat menemukan kasus anak yang kurang gizi, bukan mendapatkan anak kurang gizi yang mendatangi fasyankes. Untuk itu, ia mengharapkan revitalisasi peran Puskesmas dalam upaya tersebut. “Puskesmas adalah manajer wilayah, perwakilan Kemenkes di satu wilayah. Itu peran yang harus dikedepankan,” ujar Adib.

Terkait pentingnya edukasi, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Gorontalo, Cokro R. Katilie memaparkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan berbagai pihak, telah menggencarkan edukasi. Di antaranya dengan Kementerian Agama, berupa edukasi melalui pendampingan calon pengantin baru melalui Kantor Urusan Agama.

Baca Juga: Terkejut, Awkarin Menangis Usai Dilamar Gangga Kusuma di Hari Ulang Tahun

Ia menegaskan, upaya menanggulangi stunting memerlukan koordinasi tanpa sekat dengan berbagai pihak, karena stunting bukan hanya permasalahan kesehatan, melainkan juga infrastruktur, sanitasi, kebudayaan, ketahanan pangan, dan berbagai sektor lainnya.

Berkat kerja sama tersebut, termasuk tim pendamping keluarga dari BKKBN, ia menjelaskan, angka stunting di wilayahnya turun menjadi sekitar 9% dari sebelumnya pernah berada pada angka 37% .