NOVA.id – Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Dave Akbarshah Fikarno mengimbau agar masyarakat bisa tetap menjalankan protokol kesehatan, meski situasi pandemi Covid-19 terbilang kondusif.
Hal tersebut disampaikan Dave dalam acara dialog bertajuk “Patuh Prokes dan Vaksinasi Wujud Bela Negara yang diselenggarakan Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), Jumat (17/12/2021).
Ia berharap, pemerintah dapat menyiapkan konsep sosialisasi yang baik agar masyarakat patuh pada protokol kesehatan (prokes) dan bersedia mendapatkan vaksinasi Covid-19.
“(Sosialisasi dilakukan) agar masyarakat semua mengetahui aturan itu untuk apa, gunanya apa, dan bagaimana melaksanakannya,” tegasnya dalam keterangan tertulis yang diterima NOVA.id, Sabtu (18/12/2021).
Selain itu, menurut dia, upaya bela negara masa kini bisa dilakukan dengan menolak hoaks yang beredar di publik, terutama hoaks terkait pandemi Covid-19.
“Kita bisa menjadi contoh, teladan, berikan informasi yang benar, menolak hoaks, itu juga bagian dari bela negara,” kata Dave.
Pada kesempatan sama, Juru Bicara (Jubir) Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Dahnil Anzar mengatakan, kepatuhan penerapan prokes dan vaksinasi Covid-19 merupakan tugas kemanusiaan sekaligus tugas bela negara.
“Memakai masker, menjaga jarak, ada pesan kemanusiaan di situ. Menjaga diri sendiri itu sama dengan menjaga lingkungan, menjaga orang lain. Itu adalah tugas kemanusiaan, tugas bela negara yang otentik,” tegasnya.
Ia menilai, tindakan perlawanan terhadap pandemi Covid-19 merupakan perilaku yang dapat menumbuhkan empati, simpati, persatuan, dan solidaritas yang kuat. Perilaku ini pada akhirnya akan berdampak pada lingkungan dan negara.
“Tindakan individual (patuh prokes dan vaksinasi) akan berdampak kolektif bagi kepentingan lingkungan dan keseluruhan, itu harus selalu diingatkan,” katanya.
Menurut Dahnil, penggunaan narasi patriotik untuk mendorong masyarakat taat prokes dan vaksinasi perlu dilakukan. Dengan cara ini, ia optimis, masyarakat akan lebih optimal menerapkan prokes dan proaktif melakukan vaksinasi.
Sementara itu, Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Tonang Dwi Ardiyanto menjelaskan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menargetkan 40 persen penduduk tiap negara sudah divaksinasi dosis lengkap.
Saat ini, kata Torang, Indonesia telah melakukan vaksinasi dosis lengkap pada 38 persen sasaran vaksinasi nasional, sehingga target dari WHO harus dikejar.
Lebih lanjut, Torang menjelaskan, vaksinasi untuk anak usia enam sampai 11 tahun yang sudah mulai dilaksanakan merupakan upaya pemerataan vaksinasi Covid-19 agar benteng pertahanan terhadap pandemi semakin kuat.
“Vaksinasi untuk kelompok umur tersebut dimulai dari sekarang dengan harapan, ketika sekolah nanti mulai dibuka, anak-anak tidak akan tertular. Lalu, seandainya tertular dan tanpa gejala, tidak terjadi penularan terhadap keluarga,” paparnya.
Hal itu menjadi penting untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat kategori lanjut usia (lansia) yang belum mendapatkan vaksinasi dosis lengkap.
Baca Juga: Kembali Jalankan WFO dan Aktivitas Luar Rumah, Tetap Jaga Protokol Kesehatan dengan 3 Tips Ini
Adapun terkait potensi kenaikan kasus Covid-19 akhir tahun, ia mengatakan bahwa secara ilmiah kemungkinan kenaikan kasus memang masih ada.
Meskipun demikian, Tonang berharap kenaikan kasus Covid-19 tahun ini tidak setinggi tahun lalu.
“Syaratnya, kita tetap disiplin prokes dan vaksinasi,” tutur Torang.
Sementara itu, menanggapi terdeteksinya varian baru Covid-19, yaitu Omicron di Indonesia, ia mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tetapi juga tidak boleh gegabah.
“Dengan mempertahankan prokes dan vaksinasi, diharapkan kita bisa melewati fase Desember-Januari tanpa lonjakan kasus yang signifikan. Kita bela negara dengan pertahankan resiliensi kesehatan,” ucapnya.