Investasikan Dirimu Untuk Berkarya Dan Bekerja

By Dr. Agus Sugiarto, Selasa, 21 Desember 2021 | 20:30 WIB
Ilustrasi pegawai yang bekerja sistem WFH (istock)

NOVA.ID - Banyak orang bilang kalau berinvestasi itu perlu modal uang yang cukup, dan sebagian orang malah bilang kalau tidak ada uang, tidak ada investasi.

Memang betul, semakin besar dana yang kalian miliki untuk berinvestasi, semakin besar pula peluang kalian untuk mendapatkan cuan yang lebih gede.

Fakta seperti ini memang sudah menjadi cerita dimana-mana, tapi bukan berarti bagi kalian yang tidak memiliki uang tidak bisa berinvestasi! Masih banyak cara lain buat kalian untuk berinvestasi, dan berinvestasi tidak hanya dengan menggunakan modal uang saja.

Baca Juga: Lotus Gold dan Lotus Archi Hadirkan Emas Eksklusif Wonder Woman

Memang ibaratnya uang bisa membeli segalanya, seakan-akan kita tidak bisa hidup tanpa uang. Namun demikian, anggapan bahwa berinvestasi itu harus selalu menggunakan uang tidak sepenuhnya benar.

Pendapat tersebut memang benar kalau misalnya kalian ingin membeli kos-kosan ataupun ruko untuk disewakan dan menghasilkan uang tiap tahunnya. Namun kalian harus sadar ternyata masih ada cara-cara lain buat kalian untuk berinvestasi dengan modal minimalis, bahkan tanpa modal uang sekalipun.

Oleh sebab itu, buat kalian yang tidak memiliki uang cukup untuk berinvestasi jangan minder dan jangan putus asa. Masih terbuka lebar berinvestasi dengan menggunakan cara-cara yang lain. Berinvestasi juga bisa kamu lakukan dengan membuat ide-ide atau inovasi baru yang bisa kalian lakukan sendiri dengan modal otak dan pemikiran kalian.

Baca Juga: Jangan Cuma Gaya, Ini Tips Berinvestasi Tas Branded ala Dokter Rininta Christabella

Untuk kalian yang lahir di era generasi milenial dan generasi Z, peluang untuk membuat ide-ide baru atau berinovasi sangat terbuka lebar dengan menggunakan basis teknologi digital. Ide-ide atau inovasi yang kamu buat dan ciptakan, nantinya bisa menjelma menjadi sebuah mesin penghasil uang yang luar biasa di kemudian hari.

Kalian yang dilahirkan sebagai generasi milenial dan gen Z merupakan generasi yang melek digital sehingga mampu menjadikan teknologi digital sebagai sumber inovasi.

Gen milenial dan Z cocok menjadi inovator

Bagi kalian yang lahir sebagai generasi milenial dan gen Z harus bersyukur karena kalian lahir di saat munculnya revolusi industri ke-4 yang melahirkan teknologi digital. Ada beberapa alasan mengapa kalian yang masuk generasi milenial maupun gen Z dianggap sebagai generasi inovator.

Baca Juga: Inilah Perbedaan Investasi Emas dan Reksa Dana, Mana yang Lebih Baik?

Pertama, mereka lahir di saat telepon seluler menjadi barang primer sehingga hampir semua kegiatan yang mereka lakukan selalu menggunakan telepon genggam. Instrumen telepon genggam sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan mereka. Sebuah fakta menarik diungkapkan oleh Bleedorn (2021) bahwa 83% dari mereka bahkan tidur dengan telepon genggam mereka di sebelahnya. Dengan telepon genggam tersebut mereka bisa mulai belajar membuat ide baru atau berinovasi dengan mimpi-mimpi mereka. Munculnya berbagai aplikasi digital dalam bentuk games, kesehatan, pemasaran dan lain-lain, bisa memacu adrenalin mereka bekerja lebih kuat untuk menciptakan sesuatu. Konektivitas melalui media sosial yang biasa kalian gunakan untuk bersosialisasi dengan teman-teman kalian juga bisa membuka wacana dan ide-ide baru dalam berbagai hal.

Kedua, teknologi digital hadir di saat usia mereka masih muda dan sedang berkembang, sehingga teknologi digital tersebut menjadi katalisator dan memberikan inspirasi kepada mereka untuk menciptakan dan mengembangkan hal-hal yang baru. Mereka percaya bahwa teknologi digital membukakan peluang yang selebar-lebarnya bagi mereka untuk memulai hal-hal baru, mencoba sesuatu yang belum pernah dan juga membuat kehidupan menjadi lebih mudah serta nyaman. Mereka juga yakin bahwa teknologi digital akan membuka pintu gerbang kesuksesan bagi mereka dengan melahirkan inovasi. Sudah selayaknya bagi kalian yang menjadi generasi milenial dan gen Z bisa mengambil manfaat kehadiran teknologi digital untuk menciptakan temuan-temuan ataupun pekerjaan baru yang berbasis teknologi digital.

Ketiga, banyak orang menyebutkan bahwa generasi milenial dan gen Y sebagai generasi inovator. Alasan tersebut sangat masuk akal, mengingat perilaku dan cara berpikir mereka sangat compatible sekali dengan teknologi digital. Hal ini didukung oleh studi dari Bleedorn (2021) yang menyatakan bahwa kaum milenial rata-rata menghabiskan 96 jam per bulan menggunakan jaringan internet, atau rata-rata 3,2 jam per harinya. Disamping itu, komposisi penduduk di hampir semua negara didominasi oleh kelompok milenial dan gen Z, merekalah yang menjadi mayoritas dan merekalah yang saat ini menikmati puncak kejayaannya dalam bekerja dan berinovasi. Tidaklah berlebihan sebuah studi yang dilakukan oleh Maiers (2017) menyebutkan bahwa “our future in the hands of millennials”.

Baca Juga: Inilah Perbedaan Investasi Emas dan Reksa Dana, Mana yang Lebih Baik?

 

Gen milenial dan Z dilahirkan sebagai entrepreneur

Generasi milenial bukan hanya dikenal sebagai generasi inovator, tetapi juga dikenal sebagai pengusaha. Dengan menjadi pengusaha untuk dirinya sendiri, kaum milenial ini memiliki kebebasan untuk berinovasi dan membesarkan usahanya sendiri.

Kita bisa melihat kesuksesan Nadim Makarim yang meraih sukses besar dengan mendirikan Gojek, Achmad Zaki yang mendirikan Bukalapak, Belva Devara yang membangun Ruangguru dari nol, Amanda Cole yang meraih sukses dengan Sayurbox, dan masih banyak contoh-contoh lainnya.

Ada beberapa alasan menarik yang melatar belakangi mereka lebih suka menjadi pengusaha dibandingkan dengan bekerja untuk orang lain.

Baca Juga: Jaga Kesehatan Dimulai dari Kamar Tidur, Ini Rekomendasi Kasur untuk Tidur Lebih Berkualitas

 

Pertama, sebuah survei yang dilakukan oleh Inc. (2018), menunjukkan bahwa 66% dari milenial memiliki goal untuk mempunyai usaha sendiri. Lebih lanjut studi tersebut menunjukkan bahwa 61% dari mereka percaya bahwa dengan memiliki usaha sendiri akan menjamin masa depan mereka. Kondisi ini berbanding terbalik dengan generasi baby boomers, dimana 64% diantaranya menganggap bekerja untuk orang lain justeru bisa memberikan jaminan kehidupan masa depan yang lebih baik bagi mereka. Hasil survei tersebut memberikan gambaran yang lebih jelas kalau kalian yang tergolong gen milenial dan gen Z memang memiliki bakat besar guna menjadi pengusaha.

Kedua, mereka tidak terlaku suka dengan ikatan pekerjaan yang kaku di kantor, termasuk budaya kerja yang monoton dan budaya kerja yang kurang dinamis. Kondisi inilah yang mendorong mereka untuk memiliki usaha sendiri, menjadi bos sendiri dan sekaligus menumbuh kembangkan usahanya. Inovasi yang mereka bangun sendiri akan menghasilkan uang yang lebih banyak apabila mampu dikelola dan dikembangkan sendiri. Disamping itu, menjadi bos bagi usahanya sendiri, memungkinkan mereka bisa membuka lowongan pekerjaan yang lebih banyak bagi orang lain.

Ketiga, hasil dari the Deloitte Global 2021 Millennial and Gen Z Survey menunjukkan bahwa faktor fleksibilitas untuk beradapatasi, kemampuan melakukan kreativitas dan penguasaan teknologi, merupakan kunci utama dalam meraih sukses dalam berusaha. Ketiga faktor tersebut sudah mengakar di kalangan generasi milenial dan gen Z yang selalu beradaptasi terhadap perubahan. Hal ini masuk akal karena mereka memiliki usaha sendiri dan menjadi bos sendiri, sehingga tidak bersifat antipati terhadap segala perubahan yang terjadi. Kalian bisa melihat bahwa saat in diperkirakan ada sekitar 70,000 perusahaan start-up yang dibangun dan didirikan oleh kaum milenial dan gen Z, dan hampir semuanya bermodalkan teknologi digital. Yang menarik adalah sebagian dari usaha start-up mereka ini dengan cepat menjelma sebagai raksasa korporasi besar dalam bentuk unicorn maupun decacorn. (*)