- Radang sendi, yang menyebabkan peradangan pada persendian, sehingga dapat mengakibatkan tekanan pada saraf di dekatnya.
- Disk hernia, yang terjadi di tulang belakang dapat menekan akar saraf.
- Diabetes, kadar gula darah tinggi dikaitkan dengan kerusakan saraf (ini dikenal sebagai neuropati diabetik).
- Kegemukan, berat badan yang lebih tinggi dapat memberikan tekanan yang tidak semestinya pada jaringan internal, menyebabkan peradangan.
- Kehamilan, di man kadar hormon bisa berubah dan dapat menyebabkan pembengkakan jaringan, yang menekan saraf.
- Cedera. Cedera akibat olahraga atau kecelakaan dapat menyebabkan peradangan pada tubuh, meningkatkan risiko saraf kejepit.
Cara Mengatasi Saraf Kejepit Tanpa Operasi
Beberapa saraf kejepit akan membutuhkan perawatan profesional untuk dirawat. Namun beberapa gejala ringan saraf terjepit bisa diobati dengan metode rumahan.
1. Sesuaikan postur tubuh
Seseorang yang memiliki saraf terjepit di leher atau punggung bawah mungkin akan meringkuk seperti janin atau menekuk leher atau punggung bawah untuk menghindari rasa sakit.
Namun, kita juga bisa mencoba posisi lainnya, seperti berdiri atau duduk sampai kita menemukan posisi yang mengurangi ketidaknyamanan itu.
Baca Juga: Cegah Neuropati Sedini Mungkin dengan Konsumsi Vitamin B agar Saraf Tetap Sehat Sampai Tua Nanti!
2. Gunakan meja berdiri
Berdiri dan bergerak lebih sering di siang hari sangat penting untuk mencegah dan mengobati saraf kejepit di batang tubuh atau tubuh bagian bawah.
Jika kita bekerja di kantor dan memiliki saraf kejepit (atau ingin menghindarinya), bicarakan dengan atasan untuk memiliki meja berdiri agar kita dapat berdiri saat bekerja.
3. Ubah posisi keyboard
Jika saraf kejepit terjadi di pergelangan tangan, kita bisa menyesuaikan posisi keyobard saat bekerja.
Idealnya, keyboard harus diposisikan sejajar dengan siku dan pergelangan tangan.