NOVA.id - Bertambahnya usia menyebabkan berkurangnya tingkat kemampuan tubuh menyerap B1, B6, dan B12, sehingga menjadikan lansia sebagai salah satu populasi yang berisiko tinggi akan neuropati.
Neuropati merupakan gangguan dan kerusakan saraf tepi karena penyakit, trauma pada saraf, komplikasi penyakit sistemik, dan defisiensi vitamin neurotropik.
Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat terhadap kelompok usia 40 tahun ke atas, prevalensi neuropati meningkat seiring pertambahan usia.
Data menyebutkan bahwa prevalensi neuropati kelompok usia 60-69 tahun sebesar 17,5%, kelompok usia 70-79 tahun sebesar 28,4%, dan bahkan kelompok usia 80 tahun ke atas mencapai 34,7%.
Melihat semakin tingginya prevalensi seiring pertambahan usia, edukasi yang berkesinambungan mengenai pencegahan risiko neuropati sangat penting untuk masyarakat umum dan warga lansia.
Oleh karena itu, Neurobion, produsen vitamin neurotropik dari P&G Health Indonesia, bersama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama warga lansia, mengenai risiko neuropati di acara puncak Hari Lanjut Usia Nasional 2019 yang diadakan di area Car Free Day.
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Winggi |
KOMENTAR