Penyebab OCD tidak sepenuhnya dipahami. Namun, teorinya meliputi:
- Biologis. OCD mungkin merupakan hasil dari perubahan kimia alami tubuh atau fungsi otak.
- Genetika. OCD mungkin memiliki komponen genetik, tetapi gen spesifiknya belum diidentifikasi.
- Pembelajaran Ketakutan obsesif dan perilaku yang kompulsif dapat dipelajari dengan melihat anggota keluarga atau secara bertahap dipelajari dari waktu ke waktu.
Faktor Risiko OCD
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko mengembangkan atau memicu OCD di antaranya:
- Sejarah keluarga. Memiliki orang tua atau anggota keluarga lain dengan gangguan ini dapat meningkatkan risiko terkena OCD.
- Peristiwa kehidupan yang penuh tekanan. Jika kita pernah mengalami peristiwa traumatis atau stres, risiko terkenda OCD dapat meningkat.
- Gangguan kesehatan mental lainnya. OCD mungkin terkait dengan gangguan kesehatan mental lainnya, seperti gangguan kecemasan, depresi, penyalahgunaan zat atau gangguan tic.
Gejala OCD biasanya mencakup obsesi dan kompulsi. Tetapi, seseorang mungkin juga hanya memiliki gejala obsesi atau hanya gejala kompulsi saja.
Baca Juga: Cerita Sarwendah Harus ke Psikolog Karena Hal Ini: Takutnya Kecewa
1. Gejala obsesi
Obsesi OCD adalah pikiran, desakan atau gambaran yang berulang, terus-menerus, dan tidak diinginkan, yang mengganggu dan menyebabkan kecemasan.
Penderita mungkin mencoba mengabaikannya atau menyingkirkannya dengan melakukan perilaku atau ritual kompulsif.
Obsesi ini biasanya mengganggu saat Anda mencoba memikirkan atau melakukan hal lain.
Obsesi sering kali berkaitan dengani:
- Takut kontaminasi kuman atau kotoran
- Keraguan dan kesulitan menoleransi ketidakpastian
- Membutuhkan hal-hal yang teratur dan simetris
- Pikiran agresif atau mengerikan tentang kehilangan kendali dan melukai diri sendiri atau orang lain
- Pikiran yang tidak diinginkan, termasuk agresi, atau subjek seksual atau agama.
Contoh tanda dan gejala obsesi meliputi: