Mengenal Lebih dalam Tentang Kanker Getah Bening hingga Ciri-cirinya

By Widyastuti, Selasa, 22 Februari 2022 | 15:10 WIB
Ilustrasi Kanker Getah Bening (pixabay)

NOVA.id - Dalam rangka peringatan Hari Kanker Dunia 2022, PT. Takeda Indonesia mengadakan diskusi media bertajuk “Limfoma Hodgkin: dari Tantangan Menuju Harapan” guna meningkatkan kesadaran mengenai salah satu jenis kanker yang memiliki harapan sembuhnya paling tinggi.

Andreas Gutknecht, General Manager PT Takeda Indonesia mengatakan “Takeda Indonesia sebagai salah satu perusahaan biofarmasi terkemuka, berkomitmen untuk menjalankan tujuan organisasi untuk menghadirkan obat-obatan inovatif yang dibutuhkan para pasien, sejalan dengan tujuan perusahaan Kesehatan yang lebih Baik untuk Pasien, dan Masa Depan Lebih Cerah untuk Dunia (Better Health for the People, Brighter Future for the World.”

Limfoma Hodgkin adalah kanker pada sistem kelenjar getah bening. Sistem kelenjar getah bening adalah kumpulan jaringan dan organ yang membantu tubuh menyerang infeksi dan penyakit.

Menurut Global Cancer Statistic (Globocan) 2020, terdapat 1.188 kasus Limfoma Hodgkin di Indonesia.

Dalam kegiatan diskusi media memperingati Hari Kanker Sedunia 2022, dr. Johan Kurnianda, Sp.PD KHOM – Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik, yang bertindak sebagai narasumber mengatakan “Faktor risiko dari Limfoma Hodgkin belum dapat diketahui, namun sekitar 40% kasus Limfoma Hodgkin diasosiasikan dengan adanya infeksi Epstein-Barr Virus (EBV).

Selain itu ada pula faktor risiko seperti penurunan sistem imun, riwayat keluarga inti dengan Limfoma Hodgkin, jenis kelamin pria, dan kelompok usia tertentu (usia 15-30 tahun, dan usia lebih dari 55 tahun)," ucapnya.

Pada umumnya gejala yang muncul berupa pembesaran kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau pangkal paha, yang dapat disertai B symptoms (demam lebih dari 38 derajat C, berkeringat pada malam hari, penurunan bobot badan lebih dari 10% bobot badan selama 6 bulan), dan gejala lain seperti gatal-gatal, kelelahan yang luar biasa, dan mengalami reaksi yang buruk terhadap alkohol.

Penegakan diagnosis Limfoma Hodgkin dilakukan melalui beberapa pengujian yaitu: pengecekan riwayat kesehatan, pemeriksaan lab darah, biopsi dan uji imunohistokimia (IHK) serta pemeriksaan radiologi (PET/CT scan).

Pemeriksaan imunohistokimia dilakukan untuk mendeteksi adanya penanda (biomarker) spesifik yang dapat membantu diagnosis, terapi, dan prognosis kanker. Penanda yang diperiksa pada umumnya adalah CD30, CD15, CD20, CD3, CD45, CD79a, dan PAX5. Lebih dari 98% kasus Limfoma Hodgkin tipe klasik mengekspresikan CD30.

Baca Juga: Menurut Studi, Ini Deretan Makanan yang Bisa Bikin Panjang Umur

 

Sebelum melakukan pengobatan, penting untuk mengetahui seberapa jauh sel kanker telah menyebar. Proses ini disebut penentuan stadium (staging) Limfoma Hodgkin. Terdapat 4 stadium pada Limfoma Hodgkin.