Mengenal Co-parenting, Pola Asuh Anak untuk Orangtua yang Bercerai

By Dinni Kamilani, Kamis, 24 Februari 2022 | 16:02 WIB
Pola asuh bersama co-parenting (evgenyatamanenko)

“Kalau misalnya perceraiannya adalah perceraian yang tidak sehat, masih banyak self issuedi antara mantan pasangan, itu sering kali akan mempersulit proses ini,” ujar Ayoe.

Jika ternyata Anda dan mantan pasangan belum bisa berkomunikasi dengan baik, dan masih ada luka di masa lalu, tidak perlu memaksakan untuk menerapkan pola asuh ini kepada anak, karena akan semakin melukai anak.

Anda bisa menerapkan pararel parenting, di mana pasangan yang sudah bercerai akan lebih minim untuk saling berhubungan, bahkan saat berkomunikasi bisa menggunakan pihak ketiga sebagai perantara.

Berikut ini 3 hal yang mesti diperhatikan saat akan menerapkan co-parenting.

1. Komunikasi

Dalam co-parenting ini, orang tua berbagi peran dan berkomunikasi langsung satu sama lain untuk mengasuh anak.

“Sehingga jika memutuskan untuk co-parenting, pastikan bahwa Anda dan mantan pasangan memiliki pola komunikasi yang baik,” ujar Ayoe.

Baca Juga: Otoriter Hingga Demokratis, Yuk! Kenali 4 Gaya Pengasuhan Anak

 

2. Konsistensi pola pengasuhan

Karena sudah memastikan untuk mengasuh anak bersama, jangan tiba-tiba karena ada masalah di masa lalu yang belum beres, rencana yang sudah dibuat jadi terganggu.

Jadi pastikan kedua orangtua dapat berkomitmen dengan kesepakatan yang dibuat, misalnya soal pembagian waktu bersama anak.