Mengenal Co-parenting, Pola Asuh Anak untuk Orangtua yang Bercerai

By Dinni Kamilani, Kamis, 24 Februari 2022 | 16:02 WIB
Pola asuh bersama co-parenting (evgenyatamanenko)

NOVA.id - Perpisahan yang terjadi pada orang tua mau tidak mau pasti akan berdampak kepada anak.

Namun jika sudah terlanjur bercerai sebagai orangtua, Anda dan mantan pasangan bisa lho tetap mengasuh anak bersama-sama.

Sehingga anak tetap bisa tumbuh dengan optimal, tanpa harus terganggu emosinya karena perpisahan orang tuanya. Salah satunya dengan pola asuh co-parenting. Apa itu?

Ayoe Sutomo, M.Psi, Psikolog, mengatakan, co-parenting adalah sebuah upaya pengasuhan yang dilakukan bersama oleh pasangan suami dan istri yang tidak lagi terikat dalam relasi pernikahan alias sudah bercerai.

Dalam co-parenting ini, pasangan yang sudah berpisah sepakat dan sadar bahwa mengasuh, mendidik, dan membesarkan anak adalah tanggung jawab bersama.

Sehingga meskipun sudah berpisah tetap dapat memberikan kebutuhan anak, bukan hanya secara finansial dan fisik, namun juga pemenuhan emosi.

“Idealnya pembagian tugas sebaiknya tidak kaku alias fleksibel, dengan memerhatikan aspek keunggulan yang dimiliki masing-masing mantan pasangan dan memungkinkan atau paling potensial untuk dilakukan oleh mantan pasangan tersebut,” kata Ayoe kepada NOVA.

Misalnya saja, untuk mengajarkan hal yang berkaitan dengan emosi, anak akan belajar dari ibu, sedangkan kebutuhan yang sifatnya memerlukan kekuatan fisik bisa dengan ayah.

Jadi, walau kita sudah berpisah dengan pasangan, kebutuhan anak sebisa mungkin tetap terpenuhi, baik dari ibu maupun dari ayah.

Baca Juga: Mengenal Drone Parenting, Jenis Pola Asuh yang Banyak Dipakai Orang Tua Milenial

Perhatikan 3 Hal Ini!

Meskipun pola asuh ini sangat ideal diterapkan pada anak, namun sebelum itu masing-masing orangtua harus memastikan jika hubungan dengan mantan pasangan sudah baik. Sehingga komunikasi yang dibangun untuk anak pun ke depannya bisa lancar.

“Kalau misalnya perceraiannya adalah perceraian yang tidak sehat, masih banyak self issuedi antara mantan pasangan, itu sering kali akan mempersulit proses ini,” ujar Ayoe.

Jika ternyata Anda dan mantan pasangan belum bisa berkomunikasi dengan baik, dan masih ada luka di masa lalu, tidak perlu memaksakan untuk menerapkan pola asuh ini kepada anak, karena akan semakin melukai anak.

Anda bisa menerapkan pararel parenting, di mana pasangan yang sudah bercerai akan lebih minim untuk saling berhubungan, bahkan saat berkomunikasi bisa menggunakan pihak ketiga sebagai perantara.

Berikut ini 3 hal yang mesti diperhatikan saat akan menerapkan co-parenting.

1. Komunikasi

Dalam co-parenting ini, orang tua berbagi peran dan berkomunikasi langsung satu sama lain untuk mengasuh anak.

“Sehingga jika memutuskan untuk co-parenting, pastikan bahwa Anda dan mantan pasangan memiliki pola komunikasi yang baik,” ujar Ayoe.

Baca Juga: Otoriter Hingga Demokratis, Yuk! Kenali 4 Gaya Pengasuhan Anak

 

2. Konsistensi pola pengasuhan

Karena sudah memastikan untuk mengasuh anak bersama, jangan tiba-tiba karena ada masalah di masa lalu yang belum beres, rencana yang sudah dibuat jadi terganggu.

Jadi pastikan kedua orangtua dapat berkomitmen dengan kesepakatan yang dibuat, misalnya soal pembagian waktu bersama anak.

Dengan begitu, anak akan merasakan pola asuh yang sifatnya konsisten, akhirnya anak bisa merasa lebih secure meskipun tidak lagi hidup bersama kedua orangtuanya.

3. Keterampilan menghadapi konflik

Ini dalah salah satu hal yang krusial dalam menerapkan coparenting ini. Bukan berarti hubungan yang baik dengan mantan tidak akan ada konflik ke depannya, ya.

Terlebih ketika memang sudah enggak samasama, akan selalu ada saja gesekan-gesekan yang mungkin saja berpotensi jadi konflik yang besar.

Sehingga kedewasaan kita dan mantan pasangan, serta kemauan belajar agar mampu menyelesaikan konflik dengan cara yang baik, menjadi satu hal yang penting untuk diperhatikan.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)