Kontak Erat dengan Pasien Covid-19, Harus Tes PCR atau Antigen?

By Maria Ermilinda Hayon, Rabu, 16 Maret 2022 | 07:30 WIB
Ilustrasi tes PCR (vichie81)

NOVA.id - Saat menjadi kontak erat dengan pasien Covid-19, kita dianjurkan untuk melakukan tes untuk mendeteksi virus.

Tapi, kadang kita bingung.

Lebih baik tes antigen dulu atau tes PCR setelah jadi kontak erat, ya?

Nah, kalau menurut dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid., Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, PCR adalah golden standard pemeriksaan Covid-19.

Jadi, kalau memiliki akses untuk pemeriksaan PCR, maka lebih baik.

Hal ini untuk menghindari kemungkinan terjadinya “negatif palsu”.

Sementara, pemeriksaan dengan swab antigen masih memungkinkan untuk terjadinya negatif palsu.

Ya, meskipun tidak besar.

Memang seberapa besar kemungkinan hasil negatif palsu?

Baca Juga: Pemerintah Hapus Kewajiban Tes Covid-19 untuk Pelaku Perjalanan Domestik, Ini Syarat Terbarunya

“Hanya sekitar 5-10 persen. Dan itu terjadi pada kasus-kasus atau situasi di mana laju penularannya sangat rendah," jelas dr. Nadia.

Dulu kita sempat 0,1 persen, jadi false negative mungkin terjadi. Sekarang laju penularan di Indonesia kembali di atas 5 persen. Nah, semakin tinggi nilai positivity rate, maka kemungkinan false negatif jauh lebih kecil,” sambungnya.

Tapi yang jelas, tes Covid-19 masih memungkinkan dilakukan 1-3 hari setelah kita kontak erat dengan orang yang positif.

Hal ini mengingat adanya masa inkubasi virus sebelum bisa menginfeksi tubuh.

Kita pun tidak pernah tahu pada saat kapan jumlah virus cukup untuk bereplikasi sehingga bisa terdeteksi.

Jadi tegap waspada dan segera periksa setelah jadi kontak erat ya.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)