NOVA.id - Beberapa waktu lalu dua orang pengusaha kerupuk mengalami penipuan minyak goreng palsu di Desa Cendono, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Sebanyak 25 jeriken minyak goreng palsu ternyata berisi air yang sudah dicampur.
Hal ini tidak hanya membuat kerugian bagi korban hingga jutaan rupiah, namun juga membuat resah masyarakat terulang lagi kejadian tersebut.
Namun, ada cara untuk membedakan mana minyak goreng asli dan palsu atau yang sudah didaur ulang (jelantah).
Dikutip dari laman resmi Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (Gimni), masyarakat perlu mendapatkan edukasi mengenai pencegahan peredaran minyak goreng palsu.
Minyak goreng dibagi menjadi 3 jenis tergantung pada temperatur atau lama penggorengan, yaitu:
- Shadow frying atau bisa disebut tumis-tumis dan waktunya singkat.
- Regular frying yaitu minyak digunakan menggoreng tempe, ikan dan lainnya dengan temperatur antara 90-120 derajat Celcius dan waktunya lama.
- Deep frying biasanya minyak yang digunakan dalam industri makanan seperti pop corn dan makanan cepat saji dengan temperatur di atas 170 derajat Celcius dan waktunya lama.
Baca Juga: Ditemukan Kasus di Depok, Waspada Minyak Goreng Dikemas Ulang dan Dijual Harga Selangit!
Selain itu, selama penggorengan itu akan terjadi proses oksidasi, hidrolisa dan polimerisasi yang pada akhir proses penggorengan hingga digunakan berkali-kali.
Maka minyak goreng yang berbasis triglycerida ini mengalami perubahan kimiawi dan triglycerida akan berubah bentuk menjadi "polar compunds" yang saling terikat oleh "polar covalent bonds" dengan titik didik di bawa bahan utama di dalam minyak goreng (tryglycerida).