Dengan cara kerja seperti itu, makanan bisa lebih cepat matang dan bertekstur renyah, walaupun tanpa atau pakai sedikit minyak.
Namun, air fryer dapat memicu reaksi kimia yang disebut efek maillard.
Efek ini semacam reaksi non enzimatis akibat panas yang efeknya dapat mengubah warna, aroma dan rasa makanan.
Karena suhu panas yang tinggi itu, air fryer bisa mengembangkan pembentukan senyawa akrilamida.
Nah, senyawa itu berhubungan dengan beberapa risiko kanker, seperti endometrium, ovarium, pankreas, payudara hingga kanker esofagus.
Selain itu, air fryer juga memicu senyawa hidrokarbon aromatik polisiklik dan amina heterosiklik yang tercipta dari semua pemasakan daging dengan suhu tinggi.
Dua senyawa tersebut berkaitan dengan risiko kanker.
Baca Juga: Pakai Minyak Goreng Bekas Demi Menghemat? Boleh Saja, Asalkan...
Memang sih, memasak pakai air fryer bisa membuat makanan yang digoreng lebih rendah lemak.
Namun, ahli menyarankan agar kita lebih baik mengonsumsi makanan utuh, seperti sayuran dan buah, biji-bijian, dan membatasi asupan gorengan.
Walaupun air fryer risikonya lebih kecil daripada memasak dengan minyak goreng, bukan berarti menggoreng dengan air fryer menjamin diet yang sehat.
Baca Juga: Goreng Makanan dengan Air Fryer Bisa Picu Bahaya Kesehatan Ini
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)