NOVA.id - Setelah seharian berpuasa, waktu buka puasa pasti paling ditunggu.
Tak heran jika banyak orang menginginkan makanan lezat untuk melepas lapar mereka, salah satunya junk food atau makanan cepat saji.
Junk food juga digemari orang dengan aktivitas padat karena mudah dan cepat didapatkan.
Meskipun lezat, ternyata buka puasa dengan junk food sangat tidak disarankan, lo.
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya sekaligus Ahli Gizi, Pipit Festi Wilianarti menjelaskan penyebabnya.
Salah satu penyebab junk food tidak direkomendasikan untuk buka puasa karena sulit dicerna.
Dengan demikian, akan butuh waktu lebih lama untuk mengembalikan energi yang habis selama puasa.
"Jika dikonsumsi berlebih makanan ini justru memberikan dampak kurang baik untuk kesehatan."
"Saat berbuka puasa dianjurkan dengan mengonsumsi makanan yang mudah dicerna, karena makanan yang mudah dicerna akan lebih cepat mengembalikan energi selama puasa," ujarnya, dilansir dari Kompas.com.
Baca Juga: Bikin Puasa Gak Nyaman! Hindari Makanan Ini Agar Tak Kena Sembelit
Ia mengatakan, ada beberapa hal yang dapat terjadi jika terlalu sering mengonsumsi junk food saat berbuka puasa.
Pertama adalah kekurangan nutrisi, berbagai macam jenis junk food umumnya mengandung tinggi kalori, tetapi kandungan zat nutrisi lainnya seperti protein, kalsium zat besi, vitamin A, C, D, dan E sangat rendah.
Sehingga, jika hal ini sering dilakukan maka kebutuhan tubuh tidak akan terpenuhi. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh akan menjadi lemah dan mudah penyakit dan infeksi.
"Kedua, meningkatkan asam lambung, bagi penderita gastritis, salah satu jenis makanan yang harus dihindari adalah junk food. Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang tinggi lemak ini, bisa merangsang asam lambung meningkat," imbuhnya lagi.
Junk food yang sulit dicerna menyebabkan asam lambung dapat meningkat dan naik ke esophagus. Sehingga, dapat menyebabkan perut terasa mulas, dada sakit, dan tenggorokan seperti terbakar.
Selain lemak, junk food juga mengandung kadar garam yang sangat tinggi.
Dengan demikian, kandungan air di dalam makanan akan berkurang dan pertumbuhan bakteri pun melambat. Hasilnya, junk food memiliki waktu penyimpanan yang lebih lama, ditambah lagi dengan pengawet makanan lainnya.
“Risiko selanjutnya adalah peningkatan berat badan, junk food memiliki kandungan kalori, lemak, gula, dan garam yang tinggi, namun rendah serat, vitamin dan zat gizi penting lainnya. Sehingga, ketika junk food dikonsumsi dalam frekuensi yang besar, sangat berisiko menyebabkan obesitas,” jelasnya.
Selain itu, mengonsumsi junk food secara teratur akan mengurangi kepekaan sensorik khusus, sehingga menyebabkan ketagihan dan ingin makan lebih banyak lagi.
Baca Juga: Kadar Kolesterol Pasti Stabil, Dokter Sarankan Satu Cara Sederhana Ini Selama Puasa
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)