"Untuk jangka menengah dan panjang, akan dilakukan penyesuaian harga Pertalite, minyak Solar, dan mempercepat bahan bakar pengganti seperti KBLBB, bahan bakar gas (BBG), bioethanol, bioCNG, dan lainnya," ujarnya beberapa waktu lalu, dilansir dari Kompas.com.
Arifin menjelaskan, strategi menghadapi kenaikan harga minyak dunia juga dilakukan melalui pengamanan cadangan operasional menjadi 30 hari dari yang sebelumnya hanya 21 hari.
Selain itu, pemerintah akan melakukan manajemen stok secara jangka panjang juga merupakan strategi yang akan dilakukan dalam kondisi saat ini.
Secara rinci, Solar diusulkan bertambah 2,29 juta kilo liter (KL) menjadi 17,39 juta KL, minyak tanah bertambah 0,10 juta KL menjadi 0,58 juta KL, dan Pertalite bertambah 5,45 juta KL menjadi 28,50 juta KL.
"Untuk jangka pendek, kami mengusulkan perubahan kuota BBM jenis tertentu yaitu minyak Solar dan minyak tanah, juga JBKP Pertalite, dan melakukan penyesuaian harga BBM nonsubsidi," tandasnya.
Hingga Selasa (19/04) siang, harga Pertalite masih normal di berbagai wilayah Indonesia.
Jelang Lebaran, banyak SPBU mencatat pembelian Pertalite juga meningkat.
Hal ini salah satunya dipengaruhi banyaknya pengguna kendaraan bermotor yang beralih dari Pertamax ke Pertalite setelah harga Pertamax naik beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Termasuk Minyak Goreng, Ini Daftar Kebutuhan Rumah Tangga yang Sebaiknya Dibeli Sedikit Saja
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)