Donasi Digital Lewat Aplikasi Saat Ramadan Bikin Lebih Transparan!

By Maria Ermilinda Hayon, Senin, 25 April 2022 | 21:30 WIB
Ilustrasi Donasi Digital (Prostock-Studio)

NOVA.id - Di bulan suci Ramadan ini ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk semakin menghayati iman dengan memperdalam kehidupan spiritualitas.

Mulai dari puasa menahan lapar dan haus selama 30 hari penuh, berlatih pintar atur emosi, rutin mengaji, hingga saling berbagi kebaikan dengan bersedekah.

Yap, di momen suci dan penuh berkah ini, kebiasaan bersedekah menjadi salah satu hal yang banyak dilakukan.

Sekalipun saat ini adalah masa serba sulit karena pandemi.

Nyatanya tak menyurutkan banyak orang untuk tetap berbagi untuk mereka yang membutuhkan.

Menariknya, kini makin beragam cara kita untuk bisa bersedekah.

Mulai dari langsung memberikan pada orang yang dituju, mengirimkan ke panti asuhan, mengirimkan melalui badan amal, atau melalui perusahaan yang membuka dompet amal.

Yang belakangan ini juga ramai adalah donasi digital lewat melalui smartphone.

Sungguh praktis!

Baca Juga: 3 Rekomendasi Platform Donasi Digital untuk Berbagi Saat Ramadan

Naik 2 Kali Lipat

Di era modern ini, platform donasi digital memang menjadi solusi populer yang banyak dipakai orang untuk menyalurkan niat berbaginya dengan cara mudah.

Hal ini bisa kita lihat dari data salah satu platform donasi besar Tanah Air, Kitabisa.com yang mengklaim sekitar 6 juta orang telah berdonasi online melalui aplikasinya.

Menariknya lagi, Fara Devana, Public Relation Kitabisa, mengatakan pada NOVA jika platform donasi ini selalu mengalami peningkatan orang yang berdonasi sekitar dua kali lipat saat memasuki bulan Ramadan.

Di luar itu, peningkatan juga sempat terjadi pada masa awal pandemi di tahun 2020.

Memang, apa sih, yang membuat orangorang lebih memilih berdonasi di platform donasi digital?

Well, beberapa alasannya adalah karena di platform donasi digital kita bisa bersedekah dengan lebih praktis di mana saja, bisa mulai dari nominal berapa pun tanpa perlu malu, aliran donasi transparan, dan jangkauan penerima donasi mencakup seluruh Indonesia bahkan dunia.

Jadi kita bisa lebih leluasa membantu siapa saja dan di mana saja.

Bahkan, tak hanya jadi donatur, tapi kita juga bisa membantu sebagai penggalang dana untuk orang yang kita tahu membutuhkan pertolongan.

Baca Juga: Kabar Baik! Pengusaha UMKM Bisa Dapat Bantuan Donasi, Ini Syaratnya

Namun meski baik adanya, kita juga tetap harus berhati-hati dan waspada, ya.

Pasalnya, kini platform donasi digital semakin menjamur.

Bukan apa-apa, tak bisa dimungkiri jika dunia digital tetap rawan kasus penipuan, khususnya yang berkedok penggalangan dana.

Jangan sampai kita malah tertipu!

Lantas, bagaimana memilih platform donasi digital yang aman? 

Dua Kunci Aman

Menurut Fara, setidaknya ada dua hal yang bisa menjadi acuan bagi kita untuk memilih platform donasi digital yang aman dan dapat dipercaya.

Pertama, cek legalitas dan transparansinya.

Pengumpulan donasi di Indonesia, termasuk oleh perorangan, dikatakan legal jika sudah mengantongi izin dari Kementerian Sosial.

Baca Juga: Kolaborasi dengan Kitabisa, Y.O.U Dukung Perempuan Lebih Berdaya

Beberapa syarat mendapatkan izinnya tercantum dalam Permensos Nomor 8 Tahun 2021 tentang Pengumpulan Uang atau Barang (PUB).

Di mana kita bisa melihat legalitas ini?

“Biasanya di situs platform donasinya tertera. Harus ada. Kalau di Kitabisa.com, dicantumkan pada kolom Tentang Kami atau About Us. Ada legalitas dari Kementerian Sosial dan lainnya, bahkan kita juga bisa membuka laporan audit. Penting untuk lihat legalitas itu,” jelas Fara saat diwawancara NOVA.

Tak hanya sekali, izin pengumpulan donasi ini dikatakan Fara wajib terus diperbaharui setiap tiga bulan sekali.

Sehingga bisa tetap menjamin keamanan para donatur.

“Kemensos baca semua laporan keuangan kita, donasi yang diterima berapa, yang disalurkan berapa. Proses panjang setiap tiga bulan untuk lapor dan dikirim ke Kemensos. Kemudian kalau ada yang perlu diklarifikasi, maka pasti akan diklarifikasi,” tambahnya.

Makanya, urusan legalitas erat kaitannya dengan persoalan transparansi platform donasi digital.

Hal ini juga penting diperhatikan sebelum memilih platform berdonasi.

Jika tidak transparan, kita patut curiga ke mana uang akan mengalir nantinya.

Baca Juga: Gandeng Dompet Duafa, Y.O.U Beauty Kampanyekan #WouldYouLoveYou Sebagai Ajang Berbagi dan Refleksi

Sebagai contoh sistem transparan yang sederhana adalah terbukanya data akan uang donasi yang masuk dan uang yang disalurkan.

“Contohnya pada kami, orang yang berdonasi atau enggak itu bisa lihat (laporan arus uang donasinya, red.) Oh sudah dicairkan sekian, digunakan untuk A, B, C. Jadi, ada narasi dan foto-fotonya. Kita pandu si penggalang dana untuk membuat laporan. Kita siapkan template-nya untuk mereka isi. Jika ada kuitansi pembayaran dari temanteman yang sakit dan berobat pun itu akan diunggah,” ujar Fara.

Kedua, lihat juga siapa penyelenggara atau penggalang dananya.

Ibaratnya platform donasi digital adalah kotak amal, dan beragam label pada kotak amal itulah yang perlu kita cermati.

“Penting untuk melihat yang menggalang dana siapa, nih. Apakah pribadi, yayasan, atau organisasi. Kalau di Kitabisa.com untuk yayasan di belakangnya ada label ‘org’ dan verifikasinya berlapis. Penggalang dana pribadi juga nanti akan ada keterangannya, akun sudah terverifikasi atau akun belum terverifikasi,” kata Fara.

Jadi, ingat-ingat dua hal itu, ya, Sahabat NOVA, wajib legal dan cermati penggalang dananya.

Nah, jika sudah ada beberapa kandidat platform donasi digital pilihan, maka selanjutnya cari tahu bagaimana cara mereka bekerja.

Pilih yang sesuai dengan tujuan donasi Sahabat NOVA dan pastinya bikin nyaman di hati. 

Pokonya, jangan lupa donasi lewat aplikasi.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)