Sehingga masyarakat di daerah yang dahulunya pernah terdampak hempasan tsunami akibat erupsi besar Gunung Anak Krakatau ini, untuk kembali mewaspadai kemungkinan kejadian serupa terulang.
Terutama kejadian tsunami akibat dampak erupsi Gunung Anak Krakatau pada tahun 2018 lalu.
Peringatan potensi ini juga dikeluarkan mengingat akan ada arus mudik yang meningkat beberapa minggu ke depan, bertepatan dengan momentum Lebaran Idul Fitri 1443 Hijriyah dan dicabutnya larangan mudik selama pandemi Covid-19 ini.
Untuk mengantisipasi potensi terjadinya tsunami akibat peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau ini, BMKG bersama PVMBG terus memonitor perkembangan aktivitas gunung dan kondisi muka air laut di Selat Sunda.
“Ingat ya, ini kita hanya waspada dan perlu melakukan mitigasi jika sewaktu-waktu situasi buruk ini terjadi, tapi kalau kita sudah siap siaga dan kejadian buruk tidak terjadi ya Alhamdulillah, itu yang harus kita syukuri dan jangan sesali yang sudah kita siapkan sekarang,” kata dia.
“Menyesal itu kalau kita tidak siap siaga dari sekarang, dan tiba-tiba kejadian buruk terjadi, itu kita pasti akan menyesal,” tambahnya.
Saat ini, Dwikorita menegaskan, tim mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi tsunami, tetapi masyarakat diharapkan tetap tenang.
“Perlu dipahami yang, waspada bukan evakuasi,” tegasnya.
Baca Juga: Soal Pawang Hujan di MotoGP Mandlika, BMKG: Waktu Berhenti karena Durasi
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)