NOVA.id - Belakangan ini berbagai daerah Indonesia dilanda perubahan cuaca ekstrem.
Cuaca panas di siang hari bisa berubah dalam sekejap menjadi hujan deras yang meningkatkan potensi banjir.
Kini, masyarakat perlu waspada karena adanya peringatan tsunami.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan tsunami dalam waktu dekat.
Masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi tsunami atau gelombang tinggi akibat aktivitas vulkanik, erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK).
Imbauan waspada potensi tsunami akibat Gunung Anak Krakatau ini disampaikan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam Konferensi Pers virtual bertajuk Perkembangan Erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, serta Potensi yang ditimbulkan Erupsi Gunung Anak Krakatau sebagai Langkah Kesiapsiagaan Masyarakat, Senin (25/04) malam.
"Dengan meningkatnya lebel aktivitas Gunung Anak Krakatau dari Level II menjadi Level III yang disampaikan oleh PVMBG-Badan Geologi, maka masyarakat diminta untuk waspada terhadap potensi gelombang tinggi atau tsunami di malam hari, sesuai dengan informasi yang disampaikan oleh BMKG," ujarnya, dilansir dari Kompas.com.
Ia menambahkan, situasi gelombang tinggi atau tsunami di malam hari menjadi kondisi yang sangat sulit untuk tim karena keterbatasan pandangan untuk melihat perkembangan aktivitas gunung dan laut di sekitarnya secara langsung.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi ESDM telah meningkatkan status gunung api Gunung Anak Krakatau dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) sejak 24 April 2022, karena aktivitasnya yang intens akhir-akhir ini.
Baca Juga: Penjelasan BMKG Soal Kemungkinan Kecil Hilal akan Terlihat pada 1 April 2022
Secara historis aktivitas Gunung Anak Krakatau ini pernah menimbulkan tsunami.
Sehingga masyarakat di daerah yang dahulunya pernah terdampak hempasan tsunami akibat erupsi besar Gunung Anak Krakatau ini, untuk kembali mewaspadai kemungkinan kejadian serupa terulang.
Terutama kejadian tsunami akibat dampak erupsi Gunung Anak Krakatau pada tahun 2018 lalu.
Peringatan potensi ini juga dikeluarkan mengingat akan ada arus mudik yang meningkat beberapa minggu ke depan, bertepatan dengan momentum Lebaran Idul Fitri 1443 Hijriyah dan dicabutnya larangan mudik selama pandemi Covid-19 ini.
Untuk mengantisipasi potensi terjadinya tsunami akibat peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau ini, BMKG bersama PVMBG terus memonitor perkembangan aktivitas gunung dan kondisi muka air laut di Selat Sunda.
“Ingat ya, ini kita hanya waspada dan perlu melakukan mitigasi jika sewaktu-waktu situasi buruk ini terjadi, tapi kalau kita sudah siap siaga dan kejadian buruk tidak terjadi ya Alhamdulillah, itu yang harus kita syukuri dan jangan sesali yang sudah kita siapkan sekarang,” kata dia.
“Menyesal itu kalau kita tidak siap siaga dari sekarang, dan tiba-tiba kejadian buruk terjadi, itu kita pasti akan menyesal,” tambahnya.
Saat ini, Dwikorita menegaskan, tim mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi tsunami, tetapi masyarakat diharapkan tetap tenang.
“Perlu dipahami yang, waspada bukan evakuasi,” tegasnya.
Baca Juga: Soal Pawang Hujan di MotoGP Mandlika, BMKG: Waktu Berhenti karena Durasi
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)