Kurangi Merokok, Negara Maju Justru Memilih Produk Tembakau yang Dipanaskan

By Widyastuti, Senin, 13 Juni 2022 | 22:01 WIB
Ilustrasi - berhenti merokok (Dok. Shutterstock)

NOVA.id - Kesadaran yang tinggi terhadap gaya hidup pengurangan risiko bagi masyarakat di negara-negara maju membuat konsumsi produk tembakau alternatif berupa produk tembakau yang dipanaskan jadi pilihan populer di antara perokok dewasa.

Mereka memilih produk tersebut sebagai alternatif yang lebih baik untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan dari kebiasaan merokok.

Banyaknya studi yang mendukung klaim tersebut ditambah dengan legalitas peredaran serta regulasi khusus terhadap produk tembakau yang dipanaskan di banyak negara jadi alasan produk ini sangat diminati oleh para perokok dewasa.

“Berbeda dengan rokok, produk tembakau yang dipanaskan tidak dikonsumsi dengan cara dibakar atau menghasilkan asap.

Sehingga tidak ada zat karsinogen yang dihasilkan dari konsumsinya sebagaimana rokok,” papar Dusautoir R. Zarcone dalam Journal of Hazardous Materials Volume 401, seperti dikutip Minggu (12/6).

Produk tembakau yang dipanaskan tercatat pertama kali dipasarkan di Jepang dan Italia pada 2014 dengan penerimaan yang relatif baik.

Sejak saat itu negara-negara maju lainnya juga mulai mengadopsi pendekatan pengurangan risiko ini dengan mengizinkan peredaran produk tembakau yang dipanaskan sebagai alternatif bagi perokok dewasa.

Para peneliti di King’s College London, Inggris pada 2021 yang meneliti secara kualitatif 30 mantan perokok yang kini mengonsumsi produk tembakau yang dipanaskan juga menjelaskan para pengguna produk mempercayai studi-studi yang mendukung pengurangan risiko dari produk tembakau yang dipanaskan.

Tak hanya itu, mereka juga turut merasakan manfaat langsung dari peralihan konsumsi rokok ke produk tembakau yang dipanaskan.

Baca Juga: Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Ini Langkah Kecil untuk Lindungi Kesehatan dan Lingkungan

Melansir riset Grand View Research, pada 2020 nilai pasar produk tembakau alternatif telah mencapai USD44,2 miliar dengan rokok elektrik menguasai 52,1 persen pasar atau setara USD23,02 miliar.

Sementara produk dengan pasar terbesar kedua berasal dari produk tembakau yang dipanaskan sebesar 28,07 persen atau setara USD12,41 miliar.