Belajar Lebih Mudah, Bantu Anak Pahami Matematika lewat Pembelajaran Seperti Ini

By Widyastuti, Senin, 16 Mei 2022 | 10:02 WIB
Ilustrasi - Anak belajar matematika (Zanius)

NOVA.id - Selama ini, mata pelajaran matematika sering menjadi ‘momok’ bagi para pelajar se-Indonesia.

Menurut hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2018 yang mengukur kompetensi dan kualitas pendidikan, Indonesia menempati peringkat ke-7 paling rendah (72 dari 79 negara) di kategori matematika dengan skor 379, jauh di bawah rata-rata negara lainnya, yaitu 490.

Padahal, keterampilan matematika memiliki banyak manfaat untuk proses tumbuh kembang anak. Misalnya, matematika memperkuat kemampuan pemecahan masalah, baik yang berhubungan dengan angka maupun logika secara sistematis.

Ketika mengerjakan soal-soal, anak terbiasa untuk menghadapi permasalahan baru, mengolahnya dengan logika dan formula, serta menemukan jawabannya. Hal ini secara tidak langsung juga melatih kemampuan pola pikir anak untuk bisa menganalisa dan menghadapi tantangan dengan baik. 

Selain itu, matematika merupakan salah satu pelajaran yang melatih kekuatan otak. Ketika anak berlatih mengerjakan soal-soal matematika, proses pengerjaan ini melatih memori dan kemampuan komputasi otak.

Bahkan, menurut studi dari University of Oxford, anak yang berhenti belajar matematika di usia 16 tahun memiliki gamma-aminobutyric acid yang lebih sedikit, padahal zat kimia ini berperan penting untuk pertumbuhan otak dan kemampuan kognitif jangka panjang. 

Melihat peran penting matematika, orang tua dan tenaga pendidik pun bisa melakukan beberapa cara untuk mengemas matematika menjadi mata pelajaran yang menarik bagi anak-anak.

Beberapa prinsip diantaranya adalah: membuat matematika kontekstual, interaktif, dilengkapi visualisasi, dan bisa dimainkan (gamifikasi). 

Selama ini, anak cenderung bosan mengerjakan soal-soal latihan karena kurang relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Kasus Hepatitis Misterius Bisa Jadi Pandemi? Ini Jawaban dari Epidemiolog

Karena itu, ketika diajak menggunakan formula matematika untuk hal-hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari (misalnya menghitung uang jajan), anak akan lebih tertarik. Elemen interaksi dan visualisasi juga penting dalam pengajaran matematika, terutama karena anak-anak di zaman modern telah dikelilingi dengan gawai dan media sosial yang menyediakan hal tersebut.

Terakhir, ketika matematika dikemas dalam konsep permainan, hal ini akan menambah motivasi anak untuk belajar dan berlatih dengan cara yang menyenangkan, tanpa merasa tertekan.