Itulah sebabnya, ada tanggung jawab besar yang memberati pundak peraih Pemeran Anak Terbaik di Festival Film Indonesia 2014 ini.
Lalu, jika berbicara kesulitan, setiap aktris yang masuk ke dalam jiwa orang lain tentu menemukan kesulitan berbeda-beda.
Bagi Tissa, berakting sambil menari dan berbicara menggunakan logat bahasa Jawa jadi tantangan dengan level yang cukup tinggi.
“Aku sekitar 2 atau 3 minggu ada workshop nari. Terus badan aku notabenenya kaku banget, jadi itu sempat ada beban juga buat aku, karena harus menampilkan yang terbaik saat menari."
"Sebelum take kita ada coaching dialog Jawa. Yang memang di sana harus effort, bukan kayak dimedok-medokin saja. Tapi ada beberapa bahasa yang memang kita harus mengerti,” beber aktris yang jago main gitar ini.
Dikatakan Tissa, ada satu adegan yang sempat membuatnya harus take berkali-kali, yaitu saat dirinya kerasukan dan berbicara pakai bahasa Jawa.
“Pakai bahasa Jawa yang ibaratnya benar-benar fasih. Makeup-nya juga pakai softlens, jadi sempat enggak konsen dalam pengadegannya."
"Di samping itu, Dinda yang jadi Widya, saat itu lagi belum dapat emosinya untuk menangis. Nah, jadi kita saling membantu."
"Karena itu satu scene yang pendek, tapi pakai bahasa Jawa semua,” jelasnya.
Tak hanya Tissa Biani yang bercerita soal perannya pada film KKN di Desa Penari, Marshanda juga membagi kisahnya tentang pendamping hidup.
Setelah sekian lama menjalani hidup tanpa pasangan, Marshanda seakan tak tahan juga menyandang status janda. Setahun lalu, mantan istri Ben Kasyafani diketahui sudah membuka hati.