Terlebih hubungan keduanya sempat memanas ketika sang ibu masih memegang peran manajer. Diakui Herdiana, dirinya turut berkutat dengan konflik peran, hingga sulit untuk tak ikut melibatkan diri dalam urusan pribadi anak.
“Saya ikut campur. Sampai tahun lalu, saya masih ikut campur urusan pribadi Cinta terutama masalah pacar. Kalau saya enggak setuju, saya enggak akan setuju."
"Mau kita sampai gelut, sampai musuhan, saya enggak akan setuju. Karena seorang ibu bisa ngeliat apa yang baik buat anak kita, apa yang buruk buat anak kita,” ujar Herdiana secara eksklusif pada NOVA.
Pasalnya, saat Cinta mulai terjun ke dunia seni peran pada akhir tahun 2006 silam, pelantun lagu Markisa ini langsung kebanjiran tawaran pekerjaan. Nama Cinta makin dikenal setelah dia membintangi sederet sinetron, film, juga iklan.
Setelah kontraknya dengan sebuah manajemen berakhir di tahun 2008, Herdiana langsung mematenkan dirinya menjadi manajer Cinta.
Padahal kala itu dia masih turut aktif sebagai pengacara. Lantas dengan beban tanggung jawab yang begitu berat, Herdiana akhirnya meninggalkan karier pengacaranya, dan fokus mengurus sang anak.
Dari situ, hubungan ibu-anak di antara Herdiana dan Cinta mulai diuji. Perempuan berusia 59 tahun ini tak memungkiri bahwa dia dan sang putri sering beradu argumen. Namun, perdebatan itu masih dilakukan dalam batas kesopanan yang bisa ditolerir.
“Karena waktu itu Cinta ABG, 13 tahun. Semua ABG di usia 13 sampai 19 tahun, itu masa-masa mereka mencari jati diri, rebellious, orangnya tuh sensi, selalu merasa paling benar. Itu memang susahnya luar biasa,” tutur Herdiana.
Beda dengan Herdiana, ibunda Tissa Biani, Dian Estining diam-diam terpaksa menolak tawaran pekerjaan yang masuk.
Diceritakan Dian Estining, ibunda Tissa Biani, bahwa putrinya itu sejak kecil memang sudah gemar tampil dan ingin jadi artis.
“Dia suka tampil, suka ngomong sendiri kaya akting gitu, tapi waktu itu kebanyakan nyanyi, sih. Kerjaan pertamanya itu bintang iklan,” kenang Dian, saat dihubungi NOVA.