Berkenalan dengan Pil Kontrasepsi Darurat untuk Cegah Kehamilan yang Belum Direncanakan

By dr Nisa Fathoni, Sp OG, Jumat, 16 September 2022 | 09:00 WIB
(Dok. Istimewa)

Artikel ini diolah dari karya tulis dr Nisa Fathoni, SpOG.

Nova.ID – Kehamilan merupakan momen yang ditunggu-tunggu oleh para ibu yang sedang mendambakan buah hati. Oleh karena itu, kehamilan harus dipersiapkan dengan baik agar ibu dan bayi dipastikan sehat, baik saat masa kehamilan maupun pascamelahirkan.

Seperti diketahui, 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) anak dimulai sejak masa kehamilan. Pada periode emas tersebut, otak bayi mengalami perkembangan pesat sehingga pola pengasuhan di masa ini akan memengaruhi kehidupan bayi hingga ia bertumbuh dewasa.

Oleh sebab itu, para ibu hamil diimbau untuk menjaga kesehatan hingga mempersiapkan persalinan yang nyaman agar buah hatinya lahir dalam kondisi sehat serta dapat berkembang secara optimal.

Namun, bagaimana jika kehamilan terjadi di luar rencana? Misalnya, Anda masih ingin menunda kehamilan karena jarak kelahiran dengan anak sebelumnya masih terlalu dekat.

Baca Juga: Tekan Angka Pernikahan Dini di Masa Pandemi, Pemerintah Kuatkan Program Keluarga Berencana

Anda juga mungkin pernah mengalami komplikasi saat persalinan, seperti pernah menjalani operasi sesar sebanyak tiga kali atau memiliki riwayat hipertensi, sehingga membutuhkan persiapan fisik yang lebih matang.

Kurangnya kesiapan ibu dalam menyambut kehamilan dapat membahayakan kesehatan ibu dan bayi, bahkan menimbulkan komplikasi selama kehamilan.

Penyebab kehamilan di luar rencana

Ada banyak faktor yang memungkinkan terjadinya kehamilan di luar rencana, mulai dari hubungan seksual yang dilakukan secara terpaksa tanpa pengaman hingga kejadian tak terduga saat sedang berhubungan seksual.

Sebagian pasangan kerap sengaja melakukan teknik ejakulasi di luar vagina atau withdrawal method saat berhubungan seksual, dengan harapan cara ini “aman” dan tidak menyebabkan kehamilan.

Baca Juga: Dokter Jelaskan Faktor dan Risiko Keguguran pada Ibu Hamil, Ayah Juga Punya Peran lo

Padahal, cairan praejakulasi yang keluar sebelum ejakulasi dapat mengandung sperma. Jadi, saat cairan praejakulasi sudah telanjur masuk ke vagina, kehamilan tetap dapat terjadi meski ejakulasi dilakukan di luar vagina.

Kehamilan di luar rencana juga dapat terjadi akibat kesalahan saat menggunakan alat kontrasepsi. Misalnya, Anda lupa minum pil KB atau melewatkan jadwal suntik KB sampai 1-2 minggu sehingga efektivitasnya berkurang.

Kemungkinan lain adalah kondom robek atau tiba-tiba terlepas saat berhubungan seksual sehingga memungkinkan cairan sperma masuk ke vagina dan membuahi sel telur.

Ada juga pasangan yang memilih untuk menerapkan metode kontrasepsi alami yang sederhana tetapi cukup berisiko menyebabkan kehamilan di luar rencana. Salah satunya adalah metode kalender.

Baca Juga: Dikabarkan akan Jalani Program Bayi Tabung, Begini Respon Syahrini

Untuk diketahui, metode kalender dilakukan dengan melakukan hubungan seksual di luar masa subur. Namun, bisa saja Anda salah menghitung tanggal dan malah berhubungan seksual pada masa subur. Apalagi, siklus menstruasi setiap bulan bisa berubah sehingga sulit untuk menentukan masa subur.

Selain metode kalender, terdapat pula metode amenore laktasi (MAL). Metode ini dapat dilakukan oleh ibu menyusui (busui) yang baru saja melahirkan. Anda harus menyusui bayi setiap 4 jam sekali pada siang hari dan setiap 6 jam sekali pada malam hari untuk mencegah kehamilan.

Namun, MAL tidak efektif setelah enam bulan sejak Anda memberi air susu ibu (ASI) eksklusif atau mengalami menstruasi lagi. Saat metode MAL sudah tidak efektif lagi, tetapi Anda terlanjur berhubungan seksual tanpa pengaman, kehamilan di luar rencana pun dapat terjadi.

Pil KB darurat sebagai pertolongan pertama

Kemungkinan terjadinya kehamilan di luar rencana memang menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Namun, Anda tidak perlu panik. Langkah pertama yang dapat Anda lakukan adalah mengonsumsi pil KB darurat atau Postpil.

Baca Juga: Cara Merawat Organ Reproduksi Perempuan Saat Pakai Alat Kontrasepsi

Sesuai namanya, pil KB darurat dikonsumsi pada kondisi mendesak. Misalnya, saat pasangan terlanjur ejakulasi di dalam vagina sehingga dikhawatirkan menyebabkan kehamilan yang tidak direncanakan.

Namun, perlu diketahui bahwa pil KB darurat bukan obat penggugur kandungan. Pil ini mengandung zat aktif hormon Levonorgestrel yang berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks sehingga memperlambat pergerakan sperma dan mencegah ovulasi.

Pil KB darurat pun harus diminum segera atau maksimal 72 jam atau 3 hari setelah Anda berhubungan seksual dengan dosis dua tablet sekaligus. Jika melewati batas waktu tersebut, efektivitas pil KB darurat akan berkurang.

Meski efektif untuk mencegah kehamilan, bukan berarti pil KB darurat dapat dikonsumsi setiap usai berhubungan seksual. Pil ini sebaiknya tidak dikonsumsi lebih dari tiga kali dalam sebulan.

Baca Juga: Fenomena Childfree: Selain Pil KB dan Menggunakan Kondom, Ini 2 Cara Lain untuk Mencegah Kehamilan

Daripada mengonsumsi pil KB darurat lebih dari tiga kali dalam sebulan, sebaiknya Anda pertimbangkan metode kontrasepsi lain yang sesuai dengan rencana Anda dan pasangan.

Efek samping pil KB darurat

Anda mungkin akan mengalami beberapa efek samping setelah minum pil KB darurat. Konsentrasi hormon yang tinggi pada pil tersebut dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, seperti mual, pusing, payudara mengeras, dan kram ringan pada perut.

Apabila Anda mengalami muntah-muntah dua jam setelah mengonsumsi pil KB darurat, sebaiknya Anda konsumsi pil tersebut kembali dengan dosis yang sama, yaitu dua tablet.

Hubungi dokter apabila mual dan muntah masih berlanjut untuk mendapatkan rekomendasi obat mual yang sesuai dengan kondisi Anda.

Selain itu, penggunaan pil KB darurat juga dapat memengaruhi siklus menstruasi Anda. Siklus menstruasi mungkin akan berubah menjadi lebih panjang atau pendek. Misalnya, dari 30 hari menjadi 28 hari.