NOVA.id - Berawal di tahun 2012 saat dirinya mencari perlengkapan bayi untuk buah hatinya yang akan lahir, Andhini Miranda malah tanpa sengaja membaca artikel soal dampak popok bagi kerusakan lingkungan.
Mulai dari plastik kemasan popok, popok itu sendiri, hingga plastik yang digunakan saat akan membuang limbah popok.
“Artikel menyebut minimal satu anak itu menggunakan 4 popok, dalam satu bulan 120 popok, dan satu tahun 1.440 sampah popok, dan itu minimal, lho, yang dihasilkan oleh satu bayi,” kata Andhini kepada NOVA.
Dengan fakta tersebut, Andhini pun merasa tertampar, “Bayi yang baru lahir kok sampahnya banyak banget,” batinnya. Dari sanalah ia malah dibuat penasaran dengan tata kelola sampah di Indonesia.
“Karena jujur sebelum saya baca itu, enggak pernah kepikiran tentang sampah. Lalu, ternyata dari riset saya, wah ternyata Indonesia cukup punya masalah darurat soal sampah, ya,” jelas pemilik akun Instagram @021suarasampah ini.
Di sini sampah hanya dikumpulkan, diangkut, kemudian dibuang alias sampah yang ada hanya dipindahkan oleh petugas ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) saja.
“Jadi sampah yang saya buang di tempat sampah di rumah, mal, atau di kantor dan di mana-mana, itu hanya dipindahkan saja ke TPA. Akhirnya membuat banyak sekali bencana lingkungan,” kata Andhini.
Baca Juga: Profil Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta yang Diusung Partai Nasdem Bakal Calon Presiden 2024
Hilangkan Tempat Sampah di Rumah
Andhini pun berdiskusi dengan sang suami hingga akhirnya mantap memutuskan untuk menerapkan hidup zero waste. Awalnya dimulai dari menggunakan popok kain untuk anaknya yang lahir di tahun 2012.
Tidak mudah tentunya. Apalagi di tahun itu cara hidup ini belum populer seperti sekarang. Untuk mencari popok kain pun ia terpaksa harus impor dari luar negeri. Sehingga dengan berat hati lagi-lagi masih menyisakan jejak karbon dalam proses pengirimannya.
Sambil berjalan secara bertahap dan konsisten, ia dan sang suami juga mulai mengurangi sampah plastik lainnya.
Caranya? Selalu bawa tempat minum, tas, termasuk juga mulai memilah sampah dan membuat kompos.
Baca Juga: Profil dan Biodata Catherine Wilson yang Bakal Jadi Istri Anggota DPRD Sidrap Idham Masse
“Jadi sampah yang kami hasilkan kami pilah, cuci supaya tidak bau dan mengundang binatang. Tapi, setelah saya pilah saya serahkan kepada petugas sampah, sama dia dicampur. Sakit hati, kan. Itu enggak sekali, karena dulu tidak tahu harus ke mana setornya,” kenangnya.
Akhirnya, ia menemukan cara yang menurutnya lebih mudah dan praktis. Mulai di tahun 2018 ia dan keluarga sudah tak lagi membeli produk dengan kemasan sekali pakai. Termasuk juga produk sekali pakai seperti tisu dan cotton buds. Ia juga berhenti jajan menggunakan layanan antar.
“Ke mana-mana itu kami bawa rantang. Saat belanja bahan makanan kami dari rumah sudah membawa semua jenis wadah yang dibutuhkan sehingga tidak hanya kantong kainnya saja. Tapi juga tempat untuk menaruh sayur, buah, lauk, kemudian bumbu dapur itu semua menggunakan wadah kami dan itu jauh lebih praktis dan mudah,” paparnya.
Baca Juga: 6 Fakta Menarik Jung Chae Yeon, Pemeran Na Joo Hee di Drama Serial The Golden Spoon
Bahkan sejak 2018 di rumahnya pun sudah tidak ada tempat sampah, lho. Ia sudah mengalih fungsikannya menjadi pot. Wah hebat yah! Mau coba ikut hidup tanpa sampah Sahabat NOVA?
Tips Zero Waste ala Andini
1. Cari tahu alasanya kenapa harus mulai hidup tanpa sampah alias zero waste. “Kita tahu alasannya itu akan lebih mudah dan lebih Ikhlas untuk menjalankannya,” ujar Andhini.
2. Bijak membeli barang. Rumusnya, meminjam atau menyewa (jika memang sekiranya tidak sering digunakan), beli barang bekas, baru kemudian beli yang baru dengan kualitas yang baik, Sehingga barang bisa memiliki umur yang panjang, dan jika memungkinkan tanpa kemasan.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)