Rieke terjun ke dunia politik pada tahun 2012 sebagai kader dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Ia terpilih menjadi anggota DPR periode 2009-2014, 2014-2019, dan 2019-2024 mendatang.
Rieke juga selalu aktif di kegiatan sosial.
Penulis buku kumpulan puisi berjudul Renungan Kloset (2003) tersebut juga sempat mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur Jawa Barat.
Ia mencalonkan diri untuk periode 2013-2018, berpasangan dengan Teten Masduki sebagai wakilnya.
Walau tidak terpilih, kiprah politik Rieke Diah Pitaloka tidak berhenti. Ia melanjutkan perjuangan melalui berbagai kegiatan sosial yang digeluti.
Salah satunya, ia mendirikan sebuah yayasan bernama Yayasan Pitaloka yang bergerak di bidang sastra dan sosial kemasyarakatan.
Terkait pandangan politiknya, Rieke rupanya sangat pro terhadap perempuan dan menentang segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.
Di banyak kesempatan, perempuan yang menjadi anggota DPR hingga tiga periode itu bahkan kerap mengecam dan menuntut pelaku kekerasan dihukum seberat-beratnya.
Tak jarang, Rieke kedapatan menangis ketika berbicara mengenai kekerasan seksual yang banyak dialami perempuan di Indonesia.
Itulah profil Rieke Diah Pitaloka yang kini jadi salah satu politisi perempuan Indonesia. (*)
Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, yuk Ketahui Cikal Bakal Pergerakan Politik Perempuan Pertama di Indonesia