Apa Itu Black Friday? Momen Belanja dengan Diskon Besar-besaran

By Presi, Jumat, 25 November 2022 | 18:06 WIB
Belanja saat Black Friday (istock)

NOVA.id - Black Friday adalah salah satu momen terbaik untuk belanja gila-gilaan.

Banyak merek menawarkan promo menarik di satu hari setelah perayaan Thanksgiving ini.

Bisa dibilang, Black Friday ini sangat dinantikan oleh para penggila belanja.

Kita bisa mendapatkan potongan harga yang cukup besar ataupun free item untuk pembelian secara online dan offline.

Lantas, bagaimana sejarah dari Black Friday ini?

Black Friday kini juga menandai pembukaan periode sale akhir tahun yang identik dengan diskon besar-besaran.

Banyak yang memanfaatkannya untuk menyalurkan hasrat belanjanya atau menikmati diskon akhir tahun lebih awal.

Apalagi sejumlah brand di Amerika Serikat maupun Eropa kerap memberikan promo yang menggiurkan.

Kehebohannya nyaris serupa dengan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang diterapkan di Indonesia.

Jadi, apa yang sebenarnya dimaksud dengan Black Friday?

Black Friday adalah istilah untuk merujuk hari Jumat yang jatuh setelah perayaan Thanksgiving.

Baca Juga: 3 Cara Belanja Online di TikTok Shop yang Aman, Bisa Jadi Inspirasi

Oleh sebab itu, tanggalnya setiap tahun bisa berbeda-beda menyesuaikan jadwal hari libur keluarga di Amerika Serikat ini.

Awalnya, istilah Black Friday digunakan di Philadelphia, AS pada periode 1950an.

Istilah tersebut dipakai untuk menggambarkan masyarakat pinggiran kota yang berbondong-bondong ke pusat perbelanjaan pada hari-hari setelah Thanksgiving.

Sejumlah toko di pusat kota menawarkan promo menarik untuk produk yang dijual menjelang pertandingan olahraga yang digelar secara rutin pada masa itu.

Kerumunan itu menciptakan kekacauan dan kemacetan yang menjadi masalah bagi anggota kepolisian.

Akibatnya, para petugas tidak bisa mengambil cuti dan menikmati Thanksgiving lebih panjang.

Hal inilah yang memunculkan istilah Black Friday, yang dimaksudkan sebagai sarkasme atas kondisi pekerjaan mereka.

Istilah Black Friday kemudian mulai menyebar luas hingga jauh di luar Philadelphia.

Konotasi negatif atas istilah itu membuat banyak orang tersinggung, khususnya kalangan pengusaha, sehingga berusaha mengubah maknanya dengan menawarkan promo besar-besaran.

Black Friday kemudian semakin dikenal setelah dipakai dalam iklan di media cetak tahun 1966.

Perkembangannya kemudian membuat istilah itu dikenal secara umum sebagai penjualan pasca Thanksgiving.

Baca Juga: Mau Barang Belanja Online Datang Tepat Waktu? Terapkan 5 Cara Ini

Kini Black Friday tidak lagi merujuk pada satu hari tertentu namun mengidentifikasikan periode diskon yang lebih banyak.

Durasinya bisa berbeda-beda pada setiap brand, ada yang melakukannya selama tiga hari bahkan satu bulan.

Promo Black Friday juga banyak yang dimulai lebih awal, bisa lebih awal dan bahkan bertepatan dengan Thanksgiving.

Di sisi lain, konsumen juga mulai menantikan promosi tahunan ini, sama seperti diskon Natal atau Tahun Baru.

Banyak orang rela mengantre berjam-jam di toko favoritnya demi mendapatkan penawaran terbaik tahun itu.

Belakangan, tren Black Friday juga merambah pada dunia belanja online.

Sejumlah brand menawarkan diskon Black Friday untuk pembelian lewat situs resmi maupun e-commerce.

Kebijakan ini membuat penikmat Black Friday bukan lagi berasal dari Amerika saja namun seluruh warga dunia.

Black Friday juga kerap membuat brand atau penjual meraup keuntungan besar.

Hal ini sesuai dengan kebiasaan pencatatan keuangan yang mengasumsikan kerugian sebagai tinta merah dan keuntungan dengan tinta hitam.

Antusiasme Black Friday membuat banyak perusahaan kehabisan tinta hitamnya untuk mencatat keuntungan penjualannya.

Baca Juga: Cara Hemat Saat Belanja Online ala Amel Carla, Dompet Tetap Aman!

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA, setiap Kamis siang.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mengenal Black Friday, Momen yang Dinanti Para Penggila Belanja.