Data Riskesdas RI mengatakan bahwa sebesar 29.7% orang Indonesia mengkonsumsi makanan asin yang tinggi garam lebih dari 1 kali per hari.
Untuk mengurangi konsumsi garam, Kementerian Kesehatan RI menganjurkan anjuran Batas Konsumsi garam adalah 2000 mg natrium atau setara dengan Garam 1 sendok teh (sdt) /orang /hari (5 gram/orang/hari).
Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH DIET) juga dapat digunakan untuk pencegahan dan manajemen hipertensi dengan prinsip banyak mengkonsumsi buah dan sayuran, susu rendah, lemak dan hasil olahnya serta kacang- kacangan.
Konsumsi garam yang berlebihan bisa mengakibatkan diabetes, hipertensi, stroke, gagal ginjal, dan serangan jantung.
Melihat risiko yang dapat diakibatkan oleh asupan garam berlebih, Ajinomoto merasa perlu untuk memberikan edukasi ke masyarakat pentingnya bijak dalam penggunaan garam melalui kampanye 'Bijak Garam' yang sedang digiatkan.
Banyak masyarakat yang masih sulit untuk mengurangi garam, karena berpendapat bahwa makanan dengan garam yang lebih sedikit rasanya menjadi kurang enak.
Mengurangi penggunaan garam dapat disiasati dengan menambahkan MSG agar rasa masakan tetap enak. Rasa yang tetap enak ditimbulkan dari rasa umami yang terkandung dalam MSG.
MSG adalah garam sodium dari asam glutamat. MSG bukan zat yang asing bagi tubuh. Asam glutamat termasuk asam amino non esensial yang bisa diproduksi sendiri oleh tubuh di hati serta banyak terdapat pada makanan yang mengandung protein.
Mengapa MSG baik untuk diet rendah garam? Kandungan Natrium dalam MSG hanya 1/3 dari kandungan Natrium dalam garam.
Sumber rasa UMAMI yang terkandung dalam MSG, dapat membantu meningkatkan cita rasa dari makanan yang dikurangi rasa asinnya.
Natrium yang terkandung di garam sebesar 39%, sehingga 1 gram Garam mengandung 400 mg natrium.