NOVA.id - Bercinta atau melakukan hubungan intim dengan pasangan memang bisa menambah kebahagiaan dan keharmonisan dalam rumah tangga.
Tapi, apa yang akan terjadi jika kita terlalu sering melakukan hubungan intim?
Namun, sebelum mengatahui bahaya terlalu sering hubungan intim, kita perlu tahu dulu nih frekuensi yang tepat.
Berapa Frekuensi Berhubungan Intim yang Tepat?
Seperti yang diberitakan NOVA, Seksolog dr. Boyke Dian Nugraha, SpOG MARS mengatakan bahwa semakin tua usia seseorang, frekuensi hubungan intim pun juga ikut berkurang.
"Tapi biasanya usia 20-30 tahun bisa 4 kali (dalam seminggu), usia 30-40 tahun itu 3 kali, 40-50 tahun itu 2-3 kali, 50-60 tahun itu 1-2 kali itu secara umum 80 persen umumnya seperti itu," kata Boyke.
"Tapi tentu saja yang 15-20 persen itu bisa lebih rendah, bisa lebih tinggi," tambahnya.
Seperti yang kita tahu, kasus dugaan KDRT Ferry Irawan terhadap Venna Melinda kini menjadi sorotan publik.
Dalam suatu kesempatan, Venna Melinda mengatakan bahwa salah satu pemicu kekerasan tersebut adalah karena masalah seks.
Venna Melinda mengatakan, sepanjang perjalanan dari Jakarta ke Kediri, Ferry Irawan kerap meminta dilayani padahal saat itu dirinya sedang lelah.
Bahkan, dilansir dari Grid.ID, Ferry Irawan minta dilayani kebutuhan biologis 2 kali dalam sehari.
Baca Juga: Frekuensi Berhubungan Intim yang Tepat Sesuai Usia Menurut Dokter Boyke
Perlu diketahui bahwa setiap rentang usia memiliki rata-rata frekuensi bercinta yang berbeda-beda setiap minggunya, seperti:
- Usia 18 - 29 tahun: Rata-rata berhubungan seks sekitar 112 kali per tahun atau 2-3 kali per minggu.
- Usia 30 - 39 tahun: Rata-rata berhubungan seks sekitar 86 kali per tahun atau 1-2 kali per minggu.
- Usia 40 - 49 tahun: Rata-rata berhubungan seks sekitar 69 kali per tahun atau 1 kali per minggu.
Adapun data ini diketahui dari Institut Kinsey, sebuah lembaga penelitian yang mengeksplorasi seksualitas, hubungan, dan kesejahteraan, dilansir dari HealthShots.
Berkaca dari data tersebut, apabila frekuensi bercinta kita melebihi rata-rata orang pada umumnya, apakah itu sudah termasuk terlalu sering?
Sebenarnya tak ada jawaban khusus untuk pertanyaan tersebut. Itu semua tergantung pada tubuh Sahabat NOVA dan pasangan.
Namun, jika Sahabat NOVA merasakan hal-hal di bawah ini, itu berarti Sahabat NOVA bisa dibilang sudah terlalu sering berhubungan intim.
“Tidak ada batasan jumlah hubungan seks yang boleh dilakukan siapa pun. Meski begitu, tetap ada masalah fisik yang mungkin membuat kamu sedikit tidak nyaman beberapa hari kemudian,” kata Diana Bitner, M.D., ob-gyn.
Dilansir dari Women's Health, berikut ini beberapa bahaya terlalu sering berhubungan intim.
Bahaya Terlalu Sering Hubungan Intim
1. Kekeringan pada vagina
Vagina yang kering bukan hanya disebabkan oleh foreplay yang tidak memadai.
Baca Juga: 3 Cara Menolak Hubungan Intim Tanpa Menyakiti Perasaan Pasangan
Namun, menurut pakar kesehatan perempuan, Sherry Ross, M.D., ob-gyn, lubrikasi alami vagina mengering juga bisa disebabkan oleh kontak dan penetrasi seksual yang berkepanjangan.
Pada dasarnya, setelah terlalu banyak berhubungan seks, tubuh kita akan kehilangan kemampuan untuk menghasilkan kelembapan. Tidak sebanyak saat kita awal-awal melakukan hubungan seks.
“Ini biasanya menyebabkan gesekan dan rasa sakit, yang merupakan sinyal tubuh kita untuk berhenti sejenak," kata Ross.
Meskipun kita dapat mengatasi kekeringan dengan pelumas, jika seks tetap terasa menyakitkan, ada baiknya kita berhenti dulu.
2. Penetrasi terasa menyakitkan
Seharusnya, bercinta menjadi aktivitas yang menyenangkan.
Namun, jika Sahabat NOVA merasakan sakit saat penetrasi, kata Bitner, itu bisa menjadi tanda bahwa kulit vagina kita teriritasi.
Selain itu, posisi seks tertentu, seperti doggy style, juga bisa membuat seks berulang terasa lebih menyakitkan.
Tapi, jika Sahabat NOVA dan pasangan tetap ingin melanjutkan, lebih baik pilih posisi misionaris dan gunakan pelumas ekstra.
Jika masih sakit, lebih baik berhenti.
Baca Juga: Agar Gairah Hubungan Intim Selalu Meningkat, Rutin Konsumsi 4 Makanan Ini
3. Dinding vagina terasa lebih kencang
Dengan banyak rangsangan seksual, vagina dan labia dapat membengkak.
Bitner mengatakan, hal ini dapat menyebabkan seks terasa menyakitkan.
Apabila vagina mulai terlihat atau terasa bengkak, istirahatlah.
4. Vagina robek
“Robekan vagina bisa terjadi karena terlalu banyak berhubungan intim, terutama jika ada kondisi lain seperti kekeringan vagina akibat pil KB dosis rendah,” kata Bitner.
Yang jelas, robekan di dinding vagina dapat menyebabkan rasa sakit dan iritasi. Kalau merasakan ini, artinya Sahabat NOVA harus berhenti bercinta.
Namun, jika kita merasa tidak dapat berhubungan seks sesering yang kita inginkan dalam jangka waktu singkat, tanyakan kepada dokter, apakah kita memiliki masalah yang mungkin mengganggu pelumasan alami.
Atau, apakah ini disebabkan oleh alat kontrasepsi yang dipakai.
5. Infeksi
Perempuan rentan terhadap infeksi kandung kemih dan vagina karena aktivitas seks yang terlalu sering.
Baca Juga: Bahaya Memakai Baby Oil Jadi Pelumas untuk Bercinta dengan Pasangan
Pasalnya, ada peningkatan risiko yang mengganggu keseimbangan pH alami vagina.
"Semen memiliki pH tujuh, yang dapat mendukung bakteri tidak sehat di dalam vagina," kata Bitner.
"Itu dikombinasikan dengan terlalu banyak gesekan dari seks dapat meningkatkan kemungkinan bakteri dari vagina dan anus yang menemukan jalan mereka ke kandung kemih sehingga menyebabkan infeksi saluran kemih, atau ISK," jelasnya lebih lanjut.
Baca Juga: 3 Cara Bangun Kepercayaan Diri Saat Berhubungan Intim dengan Pasangan, Jangan Minder Lagi!
Nah, itulah beberapa dampak buruk atau bahaya terlalu sering hubungan intim. Jangan lupa, kenali dan peka terhadap tubuhmu sendiri, ya, Sahabat NOVA! (*)