Dr. Gioffre menyarankan porsi kecil latihan setiap hari secara rutin, serta menerapkan pola makan 80/20, yakni 80 persen makanan alkaline seperti sayuran hijau, brokoli, alpukat, berry, minyak kelapa, dan lainnya, dan 20 persen makanan yang meningkatkan produksi asam dalam darah seperti daging, makanan yang diproses, gula buatan, tepung, dan kafein.
2. Makan lebih dari 6 kali sehari
Ketika kita makan setiap beberapa jam, tubuh akan menstimulasi pelepasan hormon insulin untuk mereduksi tingkat gula dalam darah.
Insulin membuat tubuh kita menyimpan lemak dan juga menjadi pemicu utama peradangan kronis.
Peradangan kronis tidak hanya membuat kita merasa lelah, tapi juga menurunkan kemampuan metabolisme tubuh dan membuat tubuh rentan terkena penyakit jantung, kanker dan diabetes.
Cobalah menerapkan pola makan teratur tiga kali makan besar sehari dengan jeda yang cukup di setiap jam makan.
Baca Juga: Sambut Tahun Baru Imlek 2023, Yuk Simak 3 Hal yang Tidak Boleh Terlewat
3. Diet ketat
Tak sedikit orang yang sengaja melewatkan sarapan dan makan siang supaya bisa mengasup banyak kalori untuk makan malam.
Terlalu ketat membatasi asupan kalori per hari berpotensi memperlambat metabolisme tubuh dan membuat usaha menurunkan berat badan semakin sulit.
Hal ini berbeda dengan intermittent fasting (IF) atau diet puasa yang diterapkan oleh banyak orang.
Ketika menerapkan IF, kita masih mengkonsumsi kalori harian namun mengkonsumsinya pada periode makan yang lebih pendek.