5. Ajak pasangan ke psikolog
Berkonsultasi dengan psikolog juga tidak ada salahnya, lho. Apalagi, jika nyinyiran yang kita terima sudah terlalu ekstrem. Kita dan pasangan bisa mendapatkan tips dan trik dari psikolog untuk menemukan resolusi konflik, sekaligus menjaga kesehatan mental.
6. Konseling pernikahan
Rasanya, wajar ya bila manusia mudah terombang ambing hati dan pikirannya. Padahal sudah meyakinkan diri untuk childfree, tiba-tiba pikiran berubah seketika di tengah jalan. Jika pasangan kita seperti ini, mintalah pertolongan pada konselor pernikahan.
Akan sangat menguntungkan kita dan pasangan, saat ada orang ketiga yang netral yang dapat membantu memfasilitasi pembicaaran.
7. Memilih childfree setelah menikah
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pikiran manusia bisa saja berubah-ubah. Misalnya, ketika kita sudah menikah lalu terpicu untuk childfree, harus apa, ya? Jawabannya kembali lagi dengan mengajak pasangan untuk konseling.
Karena siapa pun kita, dan berapa pun umur kita, memproses diri untuk mengambil sebuah keputusan sangat dianjurkan. Demi kebaikan diri dan hubungan-hubungan yang ada di dalam hidup kita. (*)