Tidak sampai di situ, Baiq Nuril harus menjalani hukumannya dengan pindah tahanan ke Lapas Kota Mataram. Di lapas itulah, Baiq Nuril kembali harus menghadapi emosinya.
"Saya pindah ke Lapas Kota Mataram, saya datang di lapas itu dalam kondisi waktu itu. Ibarat kata, kaki ini tidak menyentuh tanah, karena belum percaya, kayak orang ibarat kata berdiri di negeri apa, pikiran saya mau mati saja waktu itu," kisahnya.
Namun, keberuntungan seakan masih memihak kepada Nuril, dia menerima perlakuan baik dari para pegawai tahanan.
Ternyata bukan tanpa alasan, Nuril mengatakan jika perlakuan baik tersebut dikarenakan dia memiliki saudara yang pernah menjabat sebagai kepala lapas di tahanan itu.
"Mereka, pas saya baru datang, alhamdulillah sipir-sipirinya juga welcome. Untungnya dulu pernah ada keluarga yang jadi Kalapas di sana, jadinya mungkin karena mereka sudah diberi tahu sama keluarga saya itu, jadinya perlakukan mereka terhdap saya itu baik-baik saja," katanya.
Omongan Nuril itu bukan hanya asumsi semata, perlakuan yang berbeda ternyata dia lihat langsung terhadap narapidana lain yang statusnya tidak memiliki keluarga yang pernah menjabat di tahanan itu.
"Tapi yang saya lihat waktu itu kan banyak napi lain, perlakuan yang saya lihat ke mereka itu miris sekali.
"Mereka dibentak, mereka disuruh duduk di bawah, mereka ada yang ditampar waktu itu. Makanya waktu itu saya takut, pas giliran saya nanti jangan-jangan diperlakukan begitu.
"Alhamdulillah mereka enggak perlakukan saya seperti itu. Seandainya saya tidak punya keluarga yang pernah bekerja di sana, pasti saya juga diperlakukan akan sama seperti tahanan yang baru datang," tandasnya.
Baca Juga: Tabloid NOVA Terbaru: Tips Biar Tak Terjerat UU ITE Seperti Baiq Nuril
Meski mendapatkan perlakuan berbeda, Baiq Nuril juga masih banyak menceritakan kisah pilu ketika berada di dalam ruang tahanan.
Berita selengkapnya mengenai Baiq Nuril akan dibahas di lain artikel yang bisa Sahabat NOVA baca selanjutnya. (*)