“Anak pun memperoleh pemahaman tentang nilai baru dan mendapat pesan moral positif yang bisa diaplikasikan sehari-hari,” tambah Sani B. Hermawan, psikolog keluarga dikutip dari Tabloid NOVA Edisi 1318.
Sebaliknya, sebuah tontonan bisa berdampak negatif bagi anak jika durasi menontonnya lebih dari 3 jam sehari.
Akibatnya, konsentrasi anak menurun.
Anak-anak yang hobi menonton televisi juga bisa saja menjadi antisosial, antipati dengan orang, serta menghindari komunikasi.
Selain itu, tayangan televisi juga bisa berdampak negatif dan merusak perkembangan anak jika materinya tidak sesuai usia perkembangan anak.
“Misalnya, mengandung unsur pornografi, konsumerisme, kekerasan, dan sebagainya,” ujar Sani.
Ajak Diskusi
Usia 0 – 5 tahun merupakan usia emas (golden years) anak.
Apa yang mereka lihat, itulah yang mereka pelajari dan aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, pengawasan dan pendampingan orangtua menjadi faktor penting.
Maka, selain berkomunikasi, “Orangtua harus terlibat secara interaktif dengan anak saat menonton televisi dan setelahnya. Menonton dan membahas bersama tayangan yang ditonton akan membuat orangtua bisa memastikan bahwa yang ditangkap anak sudah benar dan tidak salah,” lanjutnya.
Baca Juga: Terlalu Banyak Nonton Kartun Sebabkan Anak Terlambat Bicara? Ini Penjelasannya