Orang Tua Murid Menangis Pilu, Tabungan Anak Dicatut Guru: Saya Bingung

By Rahma, Selasa, 4 Juli 2023 | 14:02 WIB
Orang tua murid yang tabungannya hilang (Tribun Jabar/Padna)

NOVA.ID - Kasus uang tabungan murid SD di Pangandaran 'dicuri' guru menarik perhatian.

Total uang tabungan murid SD Negeri di Pangandara yang raib adalah Rp 7,47 miliar.

Korban dari SD Negeri 1 Cijulang sudah ada 13 orang tua dan di SD Negeri 2 Kondangjajar sudah 28 orang tua.

Dari total uang tersebut, sekitar Rp1,5 miliar ternyata dicatut guru dan hingga kini belum dikembalikan.

Salah satu orang tua murid di Pangandaran ini hanya bisa berharap untuk bisa segera cair.

Hal ini diungkapkan oleh Armilah (57) seorang janda warga Dusun Binangun RT 09/03 Desa Kondangjajar, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran.

Armilah merupakan orang tua murid bernama Ibrahim Alkalipi yang lulus kelas 6 di SD Negeri 2 Kondangjajar, salah satu korban uang tabungan murid tak dikembalikan sekolah.

Uang tabungan anaknya belum cair, Armilah hanya sekali menanyakan kapan cairnya.

Itu pun, bertanya ke salah satu Komite sekolah.

"Kalau nagih ke guru mah enggak, tapi dalam hati saya bertanya tanya, kapan (uang tabungan) cair dan dibagikannya?" ujar Armilah dilansir dari Tribunnews.com.

Saat kelulusan anak kelas 6, ditunggu - tunggu belum dikembalikan dan waktu samen (kegiatan seremoni perpisahan dan kenaikan kelas) juga belum dikembalikan.

Baca Juga: Dipinjam Guru Berujung Raib, Kronologi Tabungan Murid SD Pangandaran Hilang Miliaran

"Saya terus menunggu-nunggu (uang tabungan cair). Tapi, akhirnya ada surat undangan dari Polres Pangandaran," katanya.

Armilah diberi surat, karena merupakan satu korban yang uang tabungannya belum dikembalikan pihak SD khususnya di Kecamatan Cijulang dan Kecamatan Parigi.

"Tanggal 4 Juli saya harus ke Polres tapi, saya bingung mau ditanya apa sama Polisi karena belum pernah ke Polres Pangandaran," ucap Armilah.

Sementara ini, Ia hanya bisa berharap uang tabungan anaknya waktu di SD segera dikembalikan.

"Uang tabungan itu untuk biaya sekolah, mudah mudahan bisa cepat cair," ujarnya.

Uang Tabungannya Rp 2,2 Juta

Ibrahim merupakan satu anak yang uang tabungannya sekitar Rp 2,2 juta belum dikembalikan pihak SD.

Kini, Ibrahim akan meneruskan sekolahnya di MTS di Kondangjajar dan kebingungan karena belum memiliki seragam sekolah dan baju olahraga di MTS.

Sebelum bersekolah di SD sampai sekarang, Ibrahim selalu diajarkan ibunya untuk selalu berhemat dan belajar menabung.

Karena, Armilah sadar dengan kondisi ekonominya yang berbeda dengan kehidupan keluarga lainnya yang serba berkecukupan.

Armilah bekerja sebagai buruh serabutan dengan upah Rp 40 ribu per hari, itu juga tidak tentu.

Baca Juga: Belajar dari Kasus Tabungan Siswa SD yang Hilang Ratusan Juta, Pelajari Keuntungan dan Risiko Menabung di Koperasi

Jika ada rejeki dan sisa kebutuhan di dapur, ia selalu menyisihkan sebagian uang untuk anaknya untuk menabung.

"Hampir setiap hari, anak saya menabung. Nominalnya tidak besar, kalau nabung paling sebesar Rp 5 ribu," ujar Armilah.

Kadang menabung Rp 10 ribu, kalau ada uang pemberian dari saudara dan tetangga yang dekat dengan anaknya.

"Kebetulan, kan kalau disuruh apa saja dia pasti mau," katanya.

Tidak hanya uang pemberian darinya, tapi uang pemberian dari orang lain pun selalu ditabungkan di sekolah dan kadang di simpan di celengan Ibrahim.

"Kalau di celengan sudah dibongkar, uangnya buat kebutuhan biaya kelulusan wisuda. Tapi, kalau di SD sekarang malah belum cair. Padahal, buat beli seragam sekolah," ucap Armilah.

Uang yang belum dikembalikan pihak SD Negeri 2 Kondangjajar, itu hasil menabung Ibrahim sejak kelas 1 sampai kelas 4. (*)