Cara Mengatasi Konsumsi Sodium yang Berlebihan, Bisa Sebabkan Masalah Kesehatan!

By Annisa Octaviana, Selasa, 4 Juli 2023 | 16:01 WIB
Cara mengatasi konsumsi sodium berlebihan. (Dok. iStock)

NOVA.id – Cara mengatasi konsumsi sodium yang berlebihan. Jangan sampai menyebabkan masalah penyakit.

Cara mengatasi konsumsi sodium harus lebih diperhatikan lagi oleh masyarakat di Indonesia, sebab konsumsi sodium di Indonesia juga semakin meningkat.

Hal tersebut tentunya tak baik karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Beberapa waktu lalu pemerintah Singapura mendorong warganya beralih dari garam biasa ke alternatifnya yang rendah sodium. Dilansir dari Channel News Asia (CNA), warga Singapura mengonsumsi rata-rata 3.600 mg sodium. Padahal, batas harian konsumsi sodium oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah 2.000 mg.

Survei Kesehatan Penduduk Nasional Singapura pada 2020 mengatakan hal ini menjadi faktor utama penyakit kardiovaskular, stroke, dan lainnya. Tren ini juga berlaku untuk semua kelompok usia, jenis kelamin, dan etnis.

Sama dengan Singapura, Indonesia juga menerapkan batas konsumsi sodium pada 2.000 mg per hari. Batas ini diatur oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Beberapa masyarakat pun mulai beralih ke garam alami seperti garam merah muda Himalaya, garam kosher, atau garam laut.

Namun, beberapa jenis garam tersebut tak mempunyai perbedaan kandungan nutrisi yang signifikan dibanding garam meja biasa, meski harganya lebih mahal dibandingkan dengan garam pada umumnya.

“Keberadaan mineral ini sangat kecil dan tidak menambah banyak nilai gizi. Lebih baik mendapatkan mineral ini dari makanan sehat lainnya untuk manfaat kesehatan yang lebih nyata,” ujar Carolyn Stephen, seorang ahli gizi senior di Singapore Polytechnic's Food Innovation and Resource Centre.

Baca Juga: Ini 5 Obat Pencahar Untuk Cara Mengatasi Sembelit Usai Pesta Daging

Anggapan MSG berbahaya bagi kesehatan dimulai pada 1968-an. Saat itu, seorang dokter AS menulis surat ke jurnal medis berjudul Chinese Restaurant Syndrome.

Dalam dokumen tersebut, dia menggambarkan gejala seperti mati rasa di belakang leher, kelemahan umum, dan jantung berdebar.