Dirinya menduga MSG, bersama dengan bahan lain seperti anggur masak dan natrium dalam jumlah tinggi, mungkin menyebabkan gejala ini.
Anggapan ini kini mulai luntur dengan adanya penelitian lanjutan yang baru. MSG atau monosodium glutamat ternyata bisa diproduksi oleh manusia tanpa didapatkan dari makanan. MSG juga ditemukan di berbagai bahan makanan alami seperti tomat, jamur, dan bawang.
Menariknya, MSG hanya mengandung sekitar 12% natrium daripada garam biasanya. Walaupun begitu, rasa umami dan asin bisa lebih terasa ketika menggunakan MSG daripada garam.
Penelitian terbaru juga membuktikan bahwa MSG bisa jadi pengganti garam dalam makanan kemasan seperti camilan atau sup. Dengan MSG, kandungan natrium bisa berkurang hingga 30% sampai 50%.
Sementara itu, Presiden Asosiasi Nutrisi dan Diet Singapura, Dr Kalpana Bhaskaran mengatakan bahwa substitusi garam dengan varian rendah sodium tidak akan terlalu mengorbankan rasa.
Bahkan, penelitian terbaru membuktikan orang yang diet asupan sodium akan lebih suka makanan yang rendah garam.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Nyeri Perut saat Haid, Minuman Favorit Ini Obatnya
Hanya dibutuhkan 2-3 minggu untuk menyesuaikan makanan yang rendah garam. Penggunaan bumbu, rempah segar, jeruk, cuka, dan lain-lain bisa digunakan untuk meningkatkan rasa.
Selain itu, bawang merah, bawang putih, jahe, dan rempah-rempah seperti kunyit, merica, dan cabai juga dapat menonjolkan rasa dan aroma sehingga membuat makanan lebih nikmat tanpa perlu tambahan garam.
Nah, membaca label nutrisi dapat membantu seseorang membuat pilihan yang lebih jelas saat membandingkan produk makanan berdasarkan kandungan natriumnya.
Kurangi konsumsi sodium saat makan di luar. Misalnya, mintalah garam atau saus lebih sedikit saat memesan nasi goreng, tumisan sayur, atau jajanan kaki lima lainnya. Hindari menambah garam yang tersedia di atas meja, ya. (*)