Sebenarnya memang orang tua berhak sekali untuk marah dan merasakan segala macam emosi negatif.
Tapi ingat lagi, anak kita butuh kita.
Setidaknya tampilkan ekspresi wajah yang tenang, selanjutnya, kita beri ketenangan pada anak.
Jika dia dalam kondisi berdiri, ajak dia duduk di sofa yang nyaman agar anak jadi lebih tenang.
Usahakan saat anak berbicara kita melihat matanya dan tanpa ada interupsi atau keramaian.
Lalu dengarkan cerita anak, jangan menyangkal apalagi meremehkan ceritanya.
“Kalau anak melapor seperti itu, anak biasanya tidak berbohong. Sebaiknya orangtua memang mendengarkan anak dengan perhatian penuh tanpa menghakimi dan berusaha menyangkal atau mengoreksi penjelasan anak,” jelas Astrid Wen., M.Psi., psikolog anak tegas seperti ditulis dalam Tabloid NOVA Edisi 1709.
Lalu, bagaimana jika penjelasan anak belum lengkap atau tidak runut?
Cobalah gali dengan memberikan pertanyaan terbuka.
Misalnya, kapan kejadiannya, nak? Ada siapa saja saat itu? Atau jika dia mengatakan daerah intimnya sakit, kita bisa tanya lagi. Di bagian mana yang sakit? Boleh mama lihat atau kamu tunjukan?
Jadi, bukan langsung menuduh dengan memberikan pertanyaan yang mengarahkan anak, ya.
Baca Juga: Michelle Ashley Mengaku Dilecehkan Ayah Sambung, Pinkan Mambo Justru Sebut Anaknya Aneh