Beli Makan Saja Dinyinyirin Mertua, Aku Terbebani Aturan Keluarga Besar Suami!

By Rieny Hassan, Sabtu, 5 Agustus 2023 | 22:35 WIB
Ilustrasi cerita konsultasi: Aku Terbebani Aturan Keluarga Besar Suami (kieferpix)

Mari kita mencoba membahas ini dengan memakai dua katagori saja sesuai yang terjadi dalam hidup kita.

Hal-hal yang harus kita terima sebagai karunia, tak bisa diubah dan yang bisa diubah. Suami adalah anak dari ibunya, ini sesuatu yang tak dapat diubah oleh siapa pun.

Maka ini menjadi kenyataan yang lekat pada suami. Anda, sebagai istri tak bisa meminta suami untuk mencari ibu yang lain, bukan?

Nah, ketika Anda harus menerimanya ada beberapa konsekuensi pula. Suami mencoba patuh pada ibunya, ingin jadi anak yang disayang oleh ibunya dengan berbagai cara yang bisa dia lakukan. Terkait dengan ini, bagaimana caranya menyikapi ini agar Anda tetap punya peluang untuk berbahagia hidup bersama suami?

Tentunya, Anda perlu fokus pada hal yang bisa diubah. Mengapa perlu ada perubahan? Supaya bisa lebih klik dengan Anda tentunya.

Tetapi, akan menjadi sebuah masalah besar kalau kita percaya diri bahwa suami bisa diubah sesuai yang kita inginkan.

Karena, di saat yang sama, ibu dan saudara-saudaranya tentu juga punya harapan terhadap apa yang suami Anda lakukan untuk rumah tangganya. Sudah jelas, ini bertentangan dengan yang diharapkan, bukan?

Ingat, status ibu, kakak, dan adik tak bisa dihapus, tapi cara suami berinteraksi, menempatkan Anda di keluarganya, selalu bisa diubah dan disesuaikan.

Hal pertama yang harus diingat, selalu hormati mertua sebagai orang yang melahirkan suami. Jangan pernah mencerca beliau di hadapan anaknya.

Kalau pun ada hal yang menyesakkan dada, tetap hormat dan santun. Tidak susah kalau Anda katakan pada diri Anda, bahwa itu dilakukan karena Anda menghormati diri Anda dan karena Anda paham etiket dan sopan santun.

Yang perlu dilakukan, menumbuhkan keinginan dan kebutuhan dalam diri suami untuk mengubah diri dan kemasannya dalam perspektif yang positif.

Baca Juga: Konsultasi Psikologi: Kupikir Sibuk, Ternyata Pacarku Menikahi Perempuan yang Dihamilinya