Sejak lahir setiap wanita memiliki cadangan telur sebanyak 2 juta.
Saat memasuki pubertas angka ini menurun menjadi 300,000 dan tersisa sangat sedikit saat memasuki fase menopause.
Untuk menilai cadangan telur (ovarian reserve) maka selain menggunakan tes AMH pentingjuga untuk dilakukan pemeriksaan Antral Follicle Count dengan menggunakan USG transvaginal.”
“Namun kadar AMH dapat menurun lebih drastis, yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti merokok, paparan radiasi, penyakit kista endometriosis (kista coklat) dan infeksi lainnya,” tambahnya.
Ia juga mengatakan, “Kadar AMH hanya menunjukkan kuantitas telur bukan kualitas.
Penanganan dengan Minimal Stimulation memiliki prinsip yang sama yaitu melakukan petik telur dengan jumlah yang lebih sedikit dari Konvensional Stimulation namun memiliki peluang dan kesuksesan bayi tabung yang sama.
Dengan metode minimal stimulation, penggunaan obat lebih sedikit, dibandingkan Konvensional IVF.
Selain itu rasa nyeri dari suntikan akan lebih berkurang serta biaya lebih ekonomis.”
Dalam penanganan terkait kasus AMH tinggi (sindrom ovarium polikistik atau PCOS), dr.Eko Santoso, SpOG Spesialis Obgyn Kato Ojin Fertility Center mengatakan, “Ketika seorang penderita PCOS yang memiliki AMH tinggi berkeinginan memulai program hamil bayi tabung, maka dalam penanganannya perlu meminimalisir kejadian Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS), karena penderita PCOS akan mempunyai resiko OHSS yang sangat meningkat.
Efek samping OHSS paling ditakuti karena merupakan bentuk komplikasi serius IVF yang dapat terjadi ketika ovarium menghasilkan terlalu banyak folikel/sel telur.
OHSS dapat mengakibatkan morbiditas atau bahkan kematian.”