80 Persen Pasiennya di Indonesia adalah Perempuan! Kenali Gejala Multipel Sklerosis yang Mirip Stroke Ini

By Maria Ermilinda Hayon, Rabu, 29 Mei 2024 | 14:10 WIB
Ilustrasi gejala Multipel Sklerosis (Spectral-Design)

“MS seringkali sulit didiagnosis karena gejalanya mirip dengan kondisi medis lain seperti stroke dan gangguan penglihatan pada mata, dan dapat berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya.

Oleh karenanya diagnosis MS bisa jadi cukup menantang karena tidak dapat ditegakkan hanya dengan satu tes khusus. Hal ini untuk mengantisipasi kesalahan diagnosis yang dapat memperburuk kondisi dan mengakibatkan hilangnya fungsi pada salah satu anggota tubuh secara permanen.” Kata dr. Rocksy.

Salah satu jenis MS yang paling sering ditemukan adalah Relapsing-Remitting MS (RRMS), dimana gejala-gejala tertentu muncul pada seorang individu, hilang, dan setelah itu muncul kembali.

“Kemunculan - hilang dan kemunculan kembali suatu gejala bisa menjadi sebuah gejala MS yang cukup khas dan patut diwaspadai. Penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf jika mengalami tanda tersebut. Dengan diagnosis dan penanganan yang tepat, individu dengan MS dapat menjalani hidup yang produktif dan berkualitas,” tambah dr Rocksy.

MS dapat memengaruhi bagian manapun dari sistem saraf pusat, dengan gejala-gejala berikut.

Masalahnya, dengan gejala yang seringkali menyerupai kondisi medis lain, masih kurang dipahami, baik oleh masyarakat umum maupun tenaga kesehatan di Indonesia.

Data Atlas of MS menunjukkan di Asia Tenggara terdapat 9 dari 100.000 orang terdiagnosa MS, sementara di Indonesia tercatat 160 orang yang terdiagnosa MS. 1 Hal ini mengindikasikan adanya potensi kasus MS yang belum terdiagnosis di Indonesia.

Oleh karenanya, peningkatan kesadaran dan pemahaman tentang MS menjadi krusial untuk meminimalisir risiko diagnosis yang terlewatkan dan keterlambatan penanganan, yang dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup individu dengan MS.

Menjawab tantangan tersebut, sekaligus memperingati Hari Multiple Sclerosis (MS) Sedunia yang tahun ini jatuh pada 30 Mei, PT Merck Tbk (Merck) dan Siloam Hospitals Lippo Village (Siloam Hospitals) berkolaborasi untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang MS di Indonesia sekaligus memperluas akses terhadap penanganan MS yang inovatif dan berkualitas, agar individu dengan MS dapat menjalani hidup yang lebih baik.

Evie Yulin, Presiden Direktur PT Merck Tbk, menegaskan komitmen Merck dalam penanganan MS, “Merck secara global memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun dalam memberikan solusi penanganan MS. Kami terus berupaya menemukan solusi bagi kebutuhan medis pasien yang belum terpenuhi seperti mengembangkan inovasi dengan meluncurkan produk pengobatan inovatif baru yang efektif dan dapat meningkatkan kenyamanan terapi.”

PT Merck Tbk (Merck) dan Siloam Hospitals Lippo Village (Siloam Hospitals) berkolaborasi untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang MS di Indonesia (MARIA/NOVA)

Baca Juga: Berkaca dari Betharia Sonata Sakit Stroke, Ini 10 Makanan Penyebab Stroke Pada Perempuan! Nomor Satu Jadi Favorit

Evie melanjutkan, “Untuk memperluas akses penanganan MS yang inovatif dan berkualitas, kami juga bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Siloam Hospitals Lippo Village sebagai salah satu rumah sakit rujukan MS yang mumpuni di Indonesia.”

Jeffry Oeswadi, MARS, Hospital Director Siloam Hospitals Lippo Village mengungkapkan, “Kami sangat menghargai kerja sama dengan Merck, perusahaan yang memiliki komitmen kuat dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang MS di Indonesia. Merck pun telah aktif terlibat dalam program edukasi untuk masyarakat dan tenaga medis.

Siloam Hospitals Lippo Village sudah berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang MS melalui berbagai inisiatif edukasi dan kampanye.

Kolaborasi ini mencerminkan visi bersama kami untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi individu dengan MS, di mana mereka bisa melakukan deteksi, hingga mendapat diagnosis dini dan penanganan yang efektif guna meningkatkan kualitas hidup mereka.”

Kolaborasi ini meliputi berbagai kegiatan seperti peningkatan kompetensi klinisi, di antaranya melalui workshop dan webinar bagi para praktisi kesehatan secara berkala.(*)